Mohon tunggu...
Dian Arymami
Dian Arymami Mohon Tunggu... -

human trying to be ordinary www.arymami.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hilang Tanpa Kata

3 Oktober 2016   14:48 Diperbarui: 3 Oktober 2016   14:59 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih terasa demikian dekat,
Kala senyum menghantar lelap,
Kala genderang rindu masih tereja,
Kala percakapan masih menjadi ekstase melampaui dunia maya,
Kala malam masih menyimpan lipatan mimpi atas esok yang dinanti,
Kala sentuhan dan panggut bibir mengganti dahaga,
Kala hati masih percaya untuk di jaga.
Kala panggilan cinta masih berserat asa.
Kala bersama terasa nyata.

Rindu terasa demikian pekat,
Pada malam dingin yang tak mampu bertemu lelap,
Mengais hangat pada tumpukan kenangan,
Diantara lipatan mimpi patah yang mengejek di sudut ruangan,
Ingin kupanggil cinta berserat asa
Tapi mungkin ia telah beranjak pada dunia yang berbeda - seiring rasa sayangnya pada hatiku yang lenyap .. rona jingga tak lagi hidup dalam relungnya.

Sebenarnya aku tahu, meski hati tak ingin tahu.Terlepas dari 'percaya' yang berlahan runtuh kala rasa tak lagi tereja dan ia masih saja mendua. Entah berpenggangan pada sisa-sisa rasa yang mana. Ia telah memilih tuk tak menjaga rasa. Membalutnya dengan tuntutan mengada. Di tengah gamblang manifestasi waktu yg tak dibuat, kabar dan cerita yang tak terdengar, nirketerlibatan atas nama individuasi yang megah, lumatan rindu yang tak pernah tercipta, dan apapun rangkai rasionalisasi diatas rasa. Sayang atas hati dan perasaan telah hilang, secepat pukulan yang bertubi di tengah malam.

Masih terasa demikian dekat,
jingga yang hanyut dalam ekstase hidup yang tak cukup,
meski realita menutur lugas "pergi menikahlah dengan dia"
sekedar menegaskan cinta tak lagi menyala
Meski masih kudengar 'cinta' walau tak lagi berserat asa

sleepless-denganrinduygtaklagisatu-20161003

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun