Mohon tunggu...
Aby
Aby Mohon Tunggu... Mahasiswa - belum menikah

Penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesan dari Seorang Introvert

28 November 2022   16:21 Diperbarui: 28 November 2022   16:23 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Ini adalah pesan kecil dari seorang introvert untuk dunia 

   Tentang alasan yang memerlukan jawaban kenapa dan mengapa. 

Berbedakah kita? 

   Sebuah keterasingan yang membuat mata terpejam menenangkan pikiran

   Bukan aku menolak untuk hidup denganmu 

Si periang

 yang hidupnya

 penuh warna

                              Sedangkan aku ....

               Aku hanyalah sebuah lambang 

         dari keterpurukan

     Seperti monokrom yang sendu

   Terlunta-lunta di kehidupan perkotaan 

Mencari pewarna yang setia 

Pewarna yang tidak membutuhkan kata

Aku tak pandai berkata-kata

Hanya bisa menenangkanmu dengan rasa 

Sebuah pertanyaan muncul di benakku

              Haruskah kehidupan dunia merah.                               jambu harus selalu diawali                                dengan rayuan??

    Apakah mencintai itu harus selalu dengan kata??

Seharusnya tidak

   Kata yang berdiksi sempurna adalah 

Pengorbanan

    Dunia ini sudah penuh dengan rayuan dan kata-kata 

    Ada diksi-diksi yang sempurna yang dirangkai untuk mengelabui  dan setelah itu seperti bumerang yang bisa saja berbalik dan menyerang

          Kamu pasti akan menolak kalau                 hanya kujanjikan ribuan rayu kemudian aku tinggal

    Aku bukan pujangga yang pandai berbohong lewat syairnya

    Aku pecinta yang sedang berpetualang mencari warna yang telah hilang  dua tahun lalu

   Hilang ditelan senja-senja bajingan yang tidak tahu diri

    Orang pendiam seperti aku ini bisa apa ?

        Mencintai seseorang saja tidak pantas 

           Apalagi Harus memiliki..

Kehidupanku itu seperti tuts piano 

hanya punya dua warna 

hitam dan 

putih..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun