Januari merangkulku dengan erat
Februari mengubah kebahagiaanku menjadi ragu
Maret telah berakhir kemarinÂ
Berakhir dengan untaian asa dalam dahaga
April telah hadir
Luka telah dipersilahkan untuk pergi namun aku tahu aku tak punya banyak waktu untuk sembuh
 Aprilku masih akan berjuangÂ
Waktu tak peduli dengan kisah yang terteraÂ
dibiarkannya asa hanya dalam untaian dahaga
Bara membakar lelah yang mengujiÂ
Selamat telah tenggelam dalam setiap bait sajak yang aku tuliskan
Aku tak ingin berduka karena kehilanganÂ
Bukan aku yang ingin menghapus tapi kaulah yang pergi
Pikiranku seakan sempurna
 Berpikir kau yang bosan dengan cerita ini
Karena kata yang kubangun  hanya tertuju padamu
sedangkan hidupmu hanya memandang kau bukan bagian dari cerita ini.Â
 Aku patah, aku menyerah dan aku sudah melupakan semuanya.Â
yang nyata tak tampakÂ
yang semu terus menggebu-gebu
Tanpa bergumamÂ
aku tertindasÂ
tak berani ungkapan kebenaran
Demi kebaikan dan keikhlasan.
Purnama demi purnama yang aku lalui serasa bolong semuanya
Aku masih seperti pecundangÂ
Yang terus gagal untuk seulas senyum yang terbit dari wajah yang fana iniÂ
Serasa jatahku untuk gagal tak ada habisnya
Pada akhirnya aku harus berteman baik dengan gagal dan kecewa
 untuk aprilku semoga kita bisa menjadi teman yang baik untuk hari-hari yang mungkin tidak akan pernah ramah...