Mohon tunggu...
Fauziyah Kurniawati
Fauziyah Kurniawati Mohon Tunggu... Penulis - A Genuine Dreamer

Struggling Learner / Random Writer / Poem Addict

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gerhana Rindu

26 Oktober 2020   07:14 Diperbarui: 26 Oktober 2020   07:24 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Athan, seorang pangeran dari negeri Bulan yang ditugaskan Tuhan unjuk menjaga dan mengilhami malam. Aisy, seorang putri dari negeri Matahari yang ditugaskan Tuhan untuk mengasuh dan mengkhidmati pagi. 

Tuhan mempertemukan mereka sebagai sepasang kekasih dan mempercayakan mereka sebagai pimpinan tertinggi kerajaan. Dan di kerajaan Rindu inilah cerita dirampungkan senja.

***

Tebing waktu yang curam. Mestinya hidup dibaptiskan oleh jarum jam dan detik-detik. Di ruangan kecil ini, surat-surat kenangan berserakan di lantai. Putri Aisy tak henti-hentinya menuliskan setiap yang terdetak dalam hatinya perihal rindu yang usianya telah renta kepada kekasihnya ;Pangeran Athan.

Tuhan sengaja menciptakan jarak bagi mereka agar manusia bisa menikmati pagi dan malam dengan penerangan yang berbeda. Pangeran Athan dan Putri Aisy memang sudah dipisahkan sejak pertama kali Tuhan tuliskan di tangan mereka kata "kekasih" dengan tinta keabadian. 

Menghitung aksara yang disuratkan ke telapak tangan mereka. Menjumlah takdir yang tak kuasa dipilih. Maka jika berpisah adalah perintah, biarkan rindu yang tertatih melawan waktu sampai tiba saat di mana Tuhan berbaik hati mempertemukan kembali cinta Pangaeran Athan dan Putri Aisy.


Waktu semakin termakan usia. Musim-musim rentan oleh harapan. Hari-hari pun lumpuh menelan resah dan kelemahan. Haruskah luka bertamu setiap senja datang? 

Haruskah rindu menjelma urat nadi dalam tubuh? Semakin lama, rindu ini bermetamorfosis, beranak pinak sampai empat dasawarsa waktu terlindas diam dan airmata.

***

Di antara surat-surat yang berserakan, Putri Aisy mengirimkan frase demi frase kata pada sebuah surat untuk kekasihnya perihal anak-anak rindu yang ia lahirkan dan asuh sendiri di bilik rindu itu melalui hulubalang anginnya.

Anak-anak rindu itu dilahirkan berurutan tiap satu dasawarsa. Meraka adalah dua puluh enam abjad benih rindu dan kesetiaan. Sejak dilahirkan mereka tak mengenal sosok ayah sekalipun, mereka tak pernah tahu seperti apakah wajah seorang ayah. Ya, sebab ayah mereka, Pangeran Athan pun masih Tuhan enggankan untuk kembali meski sekadar melihat wajah anak-anak rindunya satu per satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun