Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Tiba Hingga Tiada

18 Juni 2022   15:36 Diperbarui: 18 Juni 2022   15:49 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict: puisi Sorot Mata Cinta (Episode Cinta Rangkat#9) 

Nestapanya cinta kala bertaburan aksara suka ataukah lara
Mengizinkan untaian bahagia ataukah perih itu
Tanpa sanggup menanyai mengapa suka-bahagia?
Mengapa pulalah kita berduka atau perih!

Katakanlah sejagad kalimat itu menitip berkas di saban hati (kita)
Katakanlah semesta kata itu menaruh sisa
Sekalipun itu telah terlewatkan-berlalu
Dan berkas bersisa adalah tanya menyeruak tak berujung

Sedang di sini, pernahmu berkata:
Aku dilahirkan untukmu dengan berisan indra
Mata ini, dicipta untuk pandangi wajah sejuk-sendumu
Telinga ini, hadir untuk mendengar keluh-riangmu
Kulit ini, ada untuk merabai tawa-tangismu
Penghirup ini, untuk mengecap rindu-tak rindumu
Tapak tangan ini, untuk belaii rambut panjangmu, kemilau

Tepinya ialah cinta tak perlu tanya
Apakah yang kita jalani benar atau tak benar?
Tetapi sesungguhnya kita telah mencinta dan dicinta
Sekian-sekian lamanya waktu.
Tiada kata tanya, dari tanya ringan sampai tersulit!
Dan kini, kumembezuk yang silam itu
Yakni di antara aku dan engkau
Cinta itu, pernah tiba hingga tiada!

Makassar, 18 Juni 2022
@Armand-fiksianer

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun