Puisiku bagai meringik
Tapi bukan seperti kuda yang meringkik
Bukan pula seperti jangkrik
Yang krik...krik...krik
Ini masih tentang mereka yang selalu mengusik
Membuat mata mendelik
Karena terus membikin jijik
Perangainya licik
Juga munafik
Selalu cari untung dibalik kritik
Meski masih banyak saudara yang paceklik
Seisi negeri pun ia obrak-abrik
Berbekal mesin dan pabrik
Alam dicabik-cabik
Meski bukan hak milik
Hati pun ikut tercabik
Woiii...berhentilah mencekik
Sudah banyak tangisan tumpah di republik.
(Catatan langit, 28/03/19)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!