Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Berhentilah Mencabik dan Mencekik Republik

28 Maret 2019   10:42 Diperbarui: 28 Maret 2019   10:43 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisiku bagai meringik
Tapi bukan seperti kuda yang meringkik
Bukan pula seperti jangkrik
Yang krik...krik...krik
Ini masih tentang mereka yang selalu mengusik
Membuat mata mendelik
Karena terus membikin jijik
Perangainya licik
Juga munafik
Selalu cari untung dibalik kritik
Meski masih banyak saudara yang paceklik
Seisi negeri pun ia obrak-abrik
Berbekal mesin dan pabrik
Alam dicabik-cabik
Meski bukan hak milik
Hati pun ikut tercabik
Woiii...berhentilah mencekik
Sudah banyak tangisan tumpah di republik.

(Catatan langit, 28/03/19)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun