Memang perihal ini menyangkut masa depan bangsa; pemilu. Tapi bukan berarti beda pilihan politik harus rontokkan ikatan persaudaraan.
Karena kita telah lama bersaudara kawan, sudah tiga dasawarsa lebih. Sejak kita kecil sudah menjalin rasa, kita bermain bersama, mengukir impian pun kita tak terpisahkan.
Ingatkah kau kawan masa sekolah dasar kita dulu, ketika sepulang dari sekolah kita selalu bermain bola di tengah derasnya hujan di sawah milik Daeng Tannang.
Ingatkah kau kawan, ketika kuliah dulu, pembayaran uang SPPmu tak cukup, akulah yang mencukupi kekurangan itu. Karena aku sangat memahami keadaan keuanganmu dulu.
Ingat pulakah kau kawan, ketika pak dosen menagih uang diktat, aku tak sanggup membayarnya karena kiriman bulanan orang tua belum datang, kaulah yang hadir menutupi rasa maluku.
Aku hanya ingin mengingatkan kembali, bahwa sudah lama kita saling berbagi kehidupan, susah senang kita bersama, hidup dalam nuansa persaudaraan yang kokoh.
Lalu, semua jalinan persaudaraan ini haruskah retak hanya karena perbedaan pilihan politik ? Oh tidak. Jangan pernah kawan. Kita akan tetap bersaudara.
Bukankah agama sudah mengajarkan! agar menjaga hubungan persaudaraan. Toh, diriku pun tak pernah memaksamu mengikuti pilihan politikku.
(Catatan langit, 18/03/19)