Mohon tunggu...
Riena Armaini
Riena Armaini Mohon Tunggu... Education Lover

Pendidikan bukan sekadar ruang kelas, melainkan perjalanan hidup. Ia mengajarkan kita untuk berpikir, berbuat, dan menjadi manusia yang lebih baik. Setiap ilmu yang kita bagi adalah cahaya yang akan terus menyala, bahkan ketika kita tiada. Karena sejatinya, pendidikan adalah warisan paling mulia untuk masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Keputusan

5 September 2025   15:06 Diperbarui: 5 September 2025   15:06 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Sore hari, sebuah rumah terlihat riuh. Tampak tuan rumah membereskan tempat dengan tergesa-gesa. Panik dan malu tampak di wajah mereka. Tamu-tamu pun membantu tuan rumah untuk mengangkat beberapa perabotan yang harus dibereskan agar semua dapat dengan leluasa duduk. Beberapa mobil makanan pun tampak datang dan mondar mandir mengangkat makanan di dalam mobil ke dalam ruangan.

Ayah                : (dengan terbata---bata) "Maafkan kami, Bapak dan Ibu. Silahkan untuk duduk

                            sambil menikmati makanan yang tersedia. Sekali lagi maafkan kami!"

Tamu               : (Senyum mengembang di wajahnya) Kami yang harusnya mita maaf pak, kami

                            sangat merepotkan keluarga Bapak!"

(Ayah duduk dan mempersilahkan semua untuk duduk) Para tamu dan keluarga berbaur dan saling bercakap, ruangan terdengar riuh.

Ayah                : (Berbisik pada ibu) cepat hubungi anakmu, jam berapa dia sampai!

Ibu                   : (Membalas berbisik) Sebentar lagi pak, tunggulah!

Kedua tuan rumah itu saling pandang, dan kembali tersenyum pada semua tamu yang saat itu hadir. Sebuah motor masuk ke halaman rumah, seorang gadis belia turun dari motor dengan wajah keheranan melihat keadaan rumahnya.

Ibu                   : (berbisik pada ayah) tuh, Mella datang pak! (bergegas menuju pintu masuk dan 

                             menyeret putrinya untuk masuk ke kamar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun