Buat kamu yang baru mulai lari, pasti pernah ngerasa: "Kok baru 5 menit lari udah capek banget, ya?" atau "Aku udah lari 30 menit tapi nggak ngerasa apa-apa, bener nggak sih caraku ini?"
Tenang, kamu nggak sendiri.
Kebanyakan pelari pemula belum tahu bahwa kunci dari lari yang efektif bukan cuma soal seberapa cepat kamu berlari, tapi bagaimana kamu mengatur ritme tubuh dan detak jantungmu. Kalau dua hal ini seimbang, lari bisa jadi aktivitas yang bukan cuma bikin sehat, tapi juga bikin nagih!
Yuk, simak tips-tips penting berikut ini.
1. Kenali Detak Jantung Maksimal & Zona Latihan
Detak jantung bukan cuma soal seberapa cepat jantung berdetak, tapi indikator seberapa keras tubuhmu bekerja. Kalau kamu bisa "membaca" detak jantung, kamu bisa tahu kapan harus memperlambat atau menambah intensitas lari.
Cara menghitung detak jantung maksimal (DHM):
Rumus paling mudah: 220 - usia
Contoh:
Kalau kamu 25 tahun 220 - 25 = 195 bpm (beats per minute)
Zona latihan yang disarankan untuk pemula:
Zona 2 (60--70% DHM): Lari santai bagus untuk membakar lemak dan meningkatkan daya tahan
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!