Mohon tunggu...
Ariyanti Piscesxablue
Ariyanti Piscesxablue Mohon Tunggu... UNTIRTA

Suka membaca novel fiksi, menonton film atau drama, dan ketenangan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Amelia dan Temannya

21 September 2025   18:56 Diperbarui: 21 September 2025   18:56 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Pagi itu, Amelia duduk di ruang keluarga. Ia memeluk Lili, menatap kosong ke arah tempat biasa Nana duduk. Tapi hari ini, tempat itu kosong.

“Nana?” bisiknya.

Sunyi.

Hanya suara jam dinding yang berdetak. Amelia menunduk. Ia tahu betul. Temannya telah pergi, dan mereka mungkin tidak pernah bertemu lagi.

Ia berjalan ke kamarnya, mengambil kotak kecil, mengusap Lili sebentar—yang kelembutannya sudah hilang dan warna yang pudar, lalu meletakkannya di dalam kotak.

“Terima kasih, Nana. Karena sudah menemani kesepianku,” ucapnya dengan nada yang lirih dan sarat akan kesedihan. Setetes air jatuh, membasahi pipi tembamnya. Rasa itu kembali hadir, rasa kehilangan dan kesepian.

Mama masuk, memeluk Amelia dari belakang, memberi kehangatan yang baru-baru ini ia rasakan, “Sudah siap sarapan, sayang?”

Amelia mengangguk.

“Ma, aku sayang Mama.”

Mama tersenyum, menahan air mata, “Mama juga sayang Amelia.” Ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun