Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Pemerhati hubungan internasional, penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

95 Tahun PSSI, dari Soeratin ke Erick Thohir dan Mimpi ke Piala Dunia

19 April 2025   19:10 Diperbarui: 20 April 2025   08:24 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat HUT ke-95 PSSI, sumber gambar: dokpri Aris Heru Utomo

Kalau saja status Instagram Ketua Umum PSSI Erick Thohir tidak melintas di timeline saya, maka saya tidak akan mengetahui apalagi mengingat bahwa pada hari ini 19 April 2025, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI berulang tahun yang ke-95.

Dibentuk pada 19 April 1930 di Yogyakarta, ternyata awalnya organisasi bola ini bukan sekedar mengurusi bola. Oleh pendiri utamanya, Ir. Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang tinggal di Eropa, dan tokoh nasional serta aktivis olahraga, PSSI dibangun dengan visi besar: membangun jati diri bangsa lewat sepak bola, di tengah penjajahan Belanda. 

Saat itu, sepak bola bukan hanya soal mencetak gol, tapi juga bentuk perlawanan terhadap dominasi kolonial. Stadion jadi ruang perjuangan, dan PSSI jadi simbol pergerakan.

Menariknya, meski masih berada di bawah penjajahan Belanda, pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Namun karena bersitegang dengan NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta, PSSI urung mengirimkan tim PSS dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA. Itulah sekali-sekalinya "Indonesia" ikut Piala Dunia sepak bola.

Kini, di usia yang nyaris seabad ini, PSSI masih terus berjuang menjadi simbol dari harapan, semangat, dan perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam menjadikan sepak bola sebagai salah satu alat pemersatu dan kebanggaan nasional.

Meski prestasi sepak bola Indonesia naik-turun, rasa cinta publik pada Timnas Indonesia tak pernah padam. Dari euforia SEA Games sampai harapan besar ke Piala Asia dan bahkan Piala Dunia, kita semua selalu punya alasan untuk berharap. Berharap Indonesia menjadi salah satu peserta putaran final Piala Dunia.

Oleh karena itu, ulang tahun ke-95 PSSI menjadi momen penting. Bukan hanya untuk nostalgia sejarah dan sekedar seremonial perayaan, tapi juga ajakan serius untuk menata ulang masa depan.

Perayaan ulang tahun ini harus dijadikan momentum untuk melakukan konsolidasi, memperkuat pembinaan usia dini, menata kompetisi secara adil, dan memastikan tata kelola organisasi yang transparan dan berorientasi pada prestasi.

Karena mimpi kita membangun jati diri bangsa lewat sepak bola, harus diwujudkan dengan tampil bagus, bukan hanya di Asia Tenggara, tapi menembus panggung dunia.

Bahwa untuk menembus panggung dunia, pengurus sekarang seperti mendahulukan naturalisasi pemain asing, semoga tidak menjadi bagian dari program besar pembangunan sepak bola nasional. 

Semoga ke depannya, program naturalisasi diikuti antara lain dengan perbaikan sistem liga dan pembinaan sepak bola sejak usia dini di dalam negeri.

Perayaan ulang tahun ke-95 PSSI harus menjadi titik tolak untuk mewujudkan mimpi besar: Indonesia tampil di Piala Dunia 2026. Dengan kerja keras, dukungan masyarakat, dan visi yang kuat dari para pemimpin sepak bola nasional, bukan tidak mungkin mimpi itu menjadi kenyataan.

Sepak bola bukan hanya olahraga. Ia adalah bagian dari identitas, harapan, dan kebanggaan bangsa. Dirgahayu ke-95 PSSI. Majulah terus sepak bola Indonesia!

Semoga di usia ke-95 ini, PSSI bisa lebih dewasa, lebih kuat, dan lebih siap mewujudkan impian kita semua: melihat Garuda terbang tinggi di Piala Dunia 2026.

Dirgahayu PSSI ke-95. Sepak bola milik kita semua!

Salam

Aris Heru Utomo

Penggemar bola dan penulis buku "Bola Bundar Bulat: Bisni dan Politik dari Piala Dunia di Qatar".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun