Jejak-jejak kesombongan manusia-manusia kerdil terendus. Karena pertunjukan-pertunjukan hidup yang dia tampilkan dalam panggung-panggung sandiwara hanya menjejali penonton mimpi panjang tak berkesudahakan. Di atas panggung itu, manusia-manusia kerdil tampil congkak, penuh kesombongan dan hinaan. Â Penonton marah dan penuh kebencian, kemarahan meski tertahankan. Diam seluruh penonton menyaksikan pertunjukan manusia kerdil. Karena manusia-manusia kerdil itu akan terhendi ketika panggung ditutup.Â
Cahaya lampu mulai meredup, suara musik mulai lirih terdengar, panggung itu mulai menggelap. Manusia-manusia kerdil mulai kebingungan, berlarian, berputar-putar, mencari perlindungan. Namun, ia tidak bisa menghindar. Panggung telah selesai. Pertunjukan manusia-manusia kerdil telah usai. Dia terpenjara.Â
Hari ini, kita tertawa, karena kita merasa menjadi pahlawan yang berhati mulia. Â