Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Batangnya Berat Menahan Tandan

25 Maret 2021   14:45 Diperbarui: 25 Maret 2021   15:03 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Batangnya Berat Menahan Tandan

Ia mula tumbuh
Hati kecilnya berkata, kalau bisa tak perlu butuh
Mana bisa!
Pasti ada tetangga
Mesti ada penjaga malam meronda
Satu persatu tongkol terbuka
Kelopak jatuh seiring bunga luruh
Perlahan-lahan, tak seorang pun sempat memperhatikan

Tiba-tiba saja
Berderet buah pisang
Dalam tandan
Kasihan batang menahan beban
Sebagian ada yang patah, jatuh ke tanah
Satu persatu habis di makan ayam

Tiba-tiba saja matang
Datang burung kelaparan
Menyantap rejeki Tuhan

Hingga akhirnya
Perjuangan selesai, saat sesisir demi sesisir
Menghias cantik meja makan
Jadi menu pelengkap cuci mulut
Setelah kenyang

Hanya dalam kondisi terpaksa
Batang pisang patah di tengah jalan
Terlalu berat menanggung beban
Ia tetap bertanggung jawab memberikan asupan
Hingga butiran menguning
Soal nanti dimakan ayam
Atau busuk tertutup lembaran dahan
Tugasnya hanya menghantar matang
Tak peduli akan masuk di mulut siapa
Tak peduli,
Akan berakhir menjadi apa,
Kolak dengan gula merah,
Goreng tepung dan keju,
Atau hanya gorengan dan rebusan telanjang

Seyumnya tetap mengembang,
Perjuangannya menghantar matang
Telah sampai di pelaminan
Jadi persembahan
Yang membahagiakan

Tb, 25 Maret 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun