Vonis yang Menusuk Ulu Hati
Jika jalan sudah buntu, apalagi yang tersisa selain berdoa
Setiap waktu,
Terutama tengah malam buta
Kita tidak akan melarikan diri dalam
Rasa sakit, setelah sesuatu menggerogoti
Suatu kali ia telah datang, dengan kekuatan pengetahuan berhasil diusir
Walau tengkorak kepala digergaji lalu dipasang kembali
Ada akar yang menjalar
Aku tidak menyebutnya sebagai balas dendam
Saat beberapa tahun kemudian ia hadir lagi
Membuat rasa sakit terlahir
Lebih ganas
Dokter bedah syaraf memberi nasihat, "Bisa jadi akan gagal di meja saat kami bekerja. Yang sabar, Ibu. Yang sabar, Ibu. Yang sabar, Ibu"
Kalimat yang sama diulang tiga kali
Aku tak menafsirkan sebuah putus asa
Melainkan jalan keluar
Aku merasa jalan itu sangat sempit
Bahkan semut pun tak akan mampu masuk
Dikelilingi suara iba;
Tentang baik-baik saja
Semoga segera sirna
Pulih seperti sediakala
Sesudah suatu malam yang sakit
Beberapa kali ia mengeluh
Dengan sisa airmata,
Sebagian telah mengering terlalu lama
Ia berkata:
Jika akhirnya harus begini,
Kuatkan aku wahai Sang Pengasih
Tuhan telah memberinya banyak nikmat, katanya