aku berjalan memasuki pintu biru
seperti laut yang menungguku
berjalan di tepianÂ
mempelajari hidup dalam lembaran
buku-buku dan cerita kecil berlayar di kejauhan
aku menatap langit seperti rindu
kepada bapak yang mengombakÂ
dan aku menemukan sunyikuÂ
di balik tawa teman dan meja yang bercak
oleh tinta-tinta setelah menghapus
kata-kata dan jejak-jejak
aku mengikuti pasir
berjalan membayangÂ
bahwa hidup ini bukan semilir
tapi ada doa mengalir
di dalam ruang anyelir
Pangandaran, 2022Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!