Mohon tunggu...
Puisi Pilihan

Seperti Berteriak di Dalam Air

21 September 2016   22:04 Diperbarui: 21 September 2016   22:11 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika mentari pulang keperaduannya...

Langkah ini pun terhenti disudut ruang yang kosong..

Tak ada lagi suara-suara tawa yang mengajak untuk berdamai dengan jiwa yang lelah..

Hanya debu tebal yang tergores dimuka..

Seperti memiliki dunia yang mati..

Semua menghilang tanpa arah..

Hanya suara dari dalam jiwa yang ingin berteriak namun tidak ada yang mendengar..

Lelah tanpa akhir..

Jatuh tanpa terbangun..

Dimana harus mencari tempat agar semua mendengar jeritan hati ini..

Kapan Langit yang gelap kembali menjadi mentari yang terbit di ujung barat..

Bersama suara kicau burung yang akan mendamaikan jiwa yang mati..

Jiwa ini selalu rindu dengan kesejukan pagi..

Dengarlah.. Rasakanlah.. Suara dari hati yang jatuh.

Diantara ribuan hari yang tergantikan dengan kepedihan..

Akankah ada seerca kebahagiaan diujung hari nanti..

Kamar Gelap, 21 September 2016

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun