Katanya, malam adalah jam kerja bagi para kenangan
Mereka berdatangan tanpa absen, duduk melingkar di kepalaku,
menuntut agar aku membuka kembali pintu masa lalu
Aku menolak
Tapi sunyi tiba-tiba datang membawa kursi lipat,
duduk di sampingku seperti pedagang asongan
yang tak pernah lelah menawarkan rindu
"Kalau kau tidak ingin mengingat," katanya,
"kenapa hatimu masih menyediakan tempat duduk?"
Aku tertawa hambar
Lucu juga, aku bisa kehilangan banyak hal:
mantan, sandal jepit, bahkan semangat hidup,
tapi tidak pernah bisa kehilangan rasa ingin kembali
Kadang aku iri pada batu
Mereka tak pernah menyesali apa-apa.
Tak pernah menoleh, tak pernah berharap
ada yang mengetuk pintunya sambil berkata,
"Halo, aku rindu"
Tapi yah, aku bukan batu
Aku cuma manusia yang pura-pura kuat di siang hari,
lalu diam-diam berunding dengan sunyi ketika malam datang
Kalau besok aku terlihat baik-baik saja,
percayalah---itu hanya karena aku dan sunyi
telah sepakat untuk menjaga rahasia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI