Katanya, malam adalah jam kerja bagi para kenangan
Mereka berdatangan tanpa absen, duduk melingkar di kepalaku,
menuntut agar aku membuka kembali pintu masa lalu
Aku menolak
Tapi sunyi tiba-tiba datang membawa kursi lipat,
duduk di sampingku seperti pedagang asongan
yang tak pernah lelah menawarkan rindu
"Kalau kau tidak ingin mengingat," katanya,
"kenapa hatimu masih menyediakan tempat duduk?"
Aku tertawa hambar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!