Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Harus Merantau (Episode 20)

17 September 2019   05:00 Diperbarui: 9 Oktober 2019   20:12 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : pixabay.com

TRUE Story : Dari Kisah, Kusujudkan Cintaku di mesjid Sultan

Bab.VI.hal.2  #, Keputusan untuk  merantau

Sekitar tahun Sembilan puluhan, ada teman ku yang sejak lama suka merantau. Dia datang dari perantauan nya guna menjenguk ibu nya di kampung yang tidak berapa jauh dari kampung ku.  Dia menawari aku untuk ikut dengannya, ke daerah kepulauan Riau. Katanya dia sudah menikah disana. 

Aku sangat tertarik mendengar ajakan nya tapi gimana cara nya? Saat itu aku tak punya uang sama sekali. Sedangkan untuk perjalanan butuh ongkos.

Temanku memberikan gambaran, ada cara murah untuk sampai ke pulau jawa dan ke tempat tujuan nya, dengan cara menumpang kapal sapi yang datang  dari pulau Madura, dan  akan berlayar beberapa hari lagi. Dari Pontianak ke Madura.   Tanpa pikir panjang, aku menerima ajakan nya.  (klik )

Niat ku sudah bulat, aku harus keluar dari kota ku. Aku harus meninggalkan Pontianak. Aku harus mencari kehidupan baru. Aku harus melupakan segalanya. Aku harus merantau keluar Kalimantan. Melihat daerah baru. Pengalaman baru. Kehidupan yang baru. Begitu fikir ku.

 Aku juga harus mencari pegangan batin. Agar hidupku tidak goyah, terombang ambing, tersiksa oleh sesuatu yang tak mungkin ku gapai. 

 Aku membulatkan Niat dan tekad, ingin masuk pesantren di Pulau Jawa nanti. Apapun cara nya. Dimanapun letak nya. Niat ku. 

Dengan modal bekal seratus lima puluh ribu rupiah, ku sambut ajakan teman ku merantau ke Pulau Jawa. ( klik disini )

Beruntung, aku mendapat referensi dari salah satu sahabat ku, yang dulu pernah belajar di Pesantren di pulau Jawa.  Dari nya aku dapat alamat teman baik nya, di daerah Malang, Jawa Timur.  Aku memang merasa batinku masih kosong. Ilmu keagamaan yang ku fahami tak lebih dari apa yang kudapat dari ayahku. Berupa prinsip-prinsip dasar keyakinan tentang Tuhan tentang tauhid.  Kenabian,  Malaikat, yang dikenal dengan rukun Iman dan Rukun Islam, itu saja, tidak lebih!"  ( klik disini )


Padahal keyakinan tidak cukup hanya dengan itu saja,!"
Untuk sampai pada tahapan yakin, kita harus melewati jalan Nubuwwah, petunjuk kenabian, sebagai penterjemah kitab suci Al Quran.  Aku merasa keyakinan ku memiliki landasan yang rapuh. Bagaimana aku harus menjelaskan hal ini untuk anak-anakku nanti? Agama yang aku anut dan yakini ini mirip warisan, diturunkan dari kakek ke ayah, ayah ke anak, begitu seterusnya. Padahal rentang waktu kenabian dengan kehadiran ku, sudah berjarak seribu empat ratus tahun,?   ( klik ini )

Batinku bergolak, untuk mencari jawaban atas berbagai pertanyaan yang bergayut dibenak ku. Aku juga mendengar, bahwa telah terjadi banyak perpecahan pemikiran, banyak mazhab, banyak sekte, banyak firqah dalam Islam, yang katanya agama yang satu?  Bahkan aku juga mendengar, banyak peperangan terjadi antara sesama Muslim, setelah wafat nya Rasul, Muhammad sang utusan. ( klik disini )

Pernah ku baca, bagaimana Khalifah Usman terbunuh di Istana nya sendiri?, Bagaimana kemudian khalifah Ali berperang dengan Ummul Mukminin, Aisyah binti Abubakar, didukung Thalhah dan Zubair Ibn Awwam, yang merupakan tokoh -tokoh besar Islam dan termasuk sahabat Rasul ?

Selanjutnya khalifah Ali juga berperang dengan Muawiyah ibn  Abi Sofyan, yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur Syam?  Mengapa gubernur berperang dengan khalifah nya? dan khalifah memerangi gubernur nya?  

Mengapa mereka menumpahkan darah sesama muslim? Apa yang mereka per tentang kan?
Pertanyaan ini mengikuti  benakku, itulah mengapa aku mencoba mencari jawaban nya, dan memutuskan niat ku untuk masuk pondok pesantren, nanti di pulau Jawa!" .  #Bersambung Episode : 21 ( baca selanjutnya ) ( baca dari awal ) ( baca lain nya )@Arie, 16092019 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun