Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Asyiknya Menanam Aneka Bunga di Halaman Rumah

6 Mei 2019   10:53 Diperbarui: 19 Februari 2023   13:41 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesejukan halaman depan rumah Ibu saya. Photo by Ari

Keukenhof park, adalah taman bunga indah di Belanda yang sangat ingin saya kunjungi. Bahkan, tidak ada negara lain yang sangat saya ingin datangi selain Belanda, ini karena saya tertarik sekali dengan taman bunga yang sampai dapat julukan The Paradise of Europe.

Baiklah itu dulu. Sekarang keinginan itu sudah jauh berkurang. Semenjak saya mendapat banyak kesempatan mengunjungi aneka taman bunga di negeri sendiri. Pernah juga saya tuliskan di Kompasiana dengan judul Taman Bunga dan Aku. 

Tulisan favorit saya. Meski tidak jadi pilihan editor. Dokumen pribadi
Tulisan favorit saya. Meski tidak jadi pilihan editor. Dokumen pribadi
Pengalaman mengunjungi berbagai taman bunga di Indonesia membuat saya lebih menyadari lagi, betapa indahnya bumi Nusantara tercinta ini. Saya bisa menikmati keindahan aneka bunga di negeri sendiri. Seharusnya cukup bagi saya untuk lebih dari beryukur. 

Menengok ke belakang lagi, ada sebuah taman yang sejak kecil mengelilingi saya. Di manakah itu? Tentu saja di pekarangan rumah orang tua saya sendiri.

Halaman depan dan belakang rumah, selalu penuh dengan tanaman. Mulai dari tanaman hias berbunga, tanaman hias daun saja, dan ada pula buah juga sayur. Seharusnya saya mensyukurinya ya. 

Lumayan banyak juga ya kisah berkebun saya yang sempat jadi artikel. Selanjutnya di sini, saya akan menuliskan aneka bunga yang pernah di tanam di halaman rumah, baik di halaman depan maupun belakang. 

1. Bunga Anggrek

Bunga Anggrek Dendrobium ungu tua. Photo by Ari
Bunga Anggrek Dendrobium ungu tua. Photo by Ari
Kami punya 3 jenis anggrek dendrobium. Semuanya berwarna ungu. Ada yang ungu tua dan ungu muda. Anggrek ungu muda ada 2 macam. Bentuk dan ukuran bunganya saja yang berbeda.

Bunga anggrek kami mudah dirawat. Hanya saya tempelkan di pohon beringin dan pohon lainnya, bisa tumbuh subur dan sehat. Sering berbunga banyak bersamaan dan juga tahan lama. 

Anggrek ungu muda jenis 1. Photo by Ari
Anggrek ungu muda jenis 1. Photo by Ari
Saya pernah tanpa sengaja mematahkan bunga anggrek satu tangkai yang sedang mekar. Sedih sekali rasanya, lalu jadi bunga hias di meja. Ada satu lagi  bunga anggrek warna ungu muda, tapi ukuran mahkotanya lebih besar.

Sayang sekali, sekarang sudah tak punya lagi. Bukan karena mati, tapi diminta orang tanpa sepengetahuan saya. Karena saya biasa tinggal di luar kota, kadang tidak tahu kalau koleksi anggrek sering diminta orang. Iya, tidak apa kalau mintanya hanya satu atau dua, kadang berulang kali minta sampai hampir habis koleksi saya. Dan saya memutuskan tidak mau lagi bagi anggrek ke orang lain. 

Anggrek saya yang sudah tidak ada lagi. Photo by Ari
Anggrek saya yang sudah tidak ada lagi. Photo by Ari
Saya bukannya bermaksud pelit, tapi kalau yang minta tidak kira-kira ya lebih baik tidak usah saja. Coba di kota, bibit anggrek itu dijual cukup mahal. Karena di kampung, hanya dibagikan cuma-cuma.

Saya juga berulangkali memberikan koleksi bunga lainnya, seperti Wijaya Kusuma, entah sudah berapa pot saya bagikan. Tapi iya tidak apa, kalau orang yang sama mendapatkan 1 saja. Kok saya jadi curhat ya. Kadang kita sering lupa bersikap dan memanfaatkan kebaikan orang lain. Semoga kita dijauhkan dari sikap-sikap yang demikian. 

2. Wijaya Kusuma 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Saya tidak akan mengulas banyak tentang Wiajaya kusuma karena saya sudah pernah menulis khusus tentang berkebun Wijaya kusuma. Silakan dibaca-baca ya. Linknya ada di bawah. Bunga Wijaya kusuma ini harum baunya dan termasuk jenis kaktus sehingga cukup mudah perawatannya. 

Photo by Ari
Photo by Ari
Semalam bunga Wijaya Kusuma saya juga mekar lagi. Tapi bukan koleksi di rumah. Ssya membawa bibitnya ke tempat tinggal saya sekarang, dan sudah jadi beberapa pot. Akhir-akhir ini sedang sering berbunga. 

3. Bunga Kaktus

Photo by Ari. Bunga kaktus depan rumah
Photo by Ari. Bunga kaktus depan rumah
Kaktus kami sudah tumbuh dan hidup sangat lama. Entah berapa tahun. Lebih dari 10 tahun pastinya. Saya jarang melihat tanaman kaktus saya ini berbunga karena aktivitas saya di luar kota, membiat saya hanya bisa tinggal di rumah saat liburan saja. 

Kaktus depan rumah. Photo by Ari
Kaktus depan rumah. Photo by Ari
Kaktus kami sudah tumbuh sangat tinggi. Lebih tinggi dari kabel-kabel listrik di depan rumah. Kaktus hanya berbunga pagi hari. Sebelum pukul 7 pagi biasanya masih bisa melihat mekarnya. Namun di atas itu, bunganya akan menutup kembali, persis seperti wijaya kusuma. Setelah itu tak mau mekar lagi. 

4. Bunga Pukul Empat

Bunga pukul empat. Photo by Ari
Bunga pukul empat. Photo by Ari

Bunga ini saya tanam mulai dsri 4 biji. Saya memintanya sama pemilik salon langganan saya di kampung. Berawal dari 4 biji saja, tumbuh menjadi banyak tanaman bunga.

Malahan, sekarang hampir jadi seperti taman bunga pukul empat di halaman depan rumah. Mengapa bisa begitu? 

Tanaman bunga pukul empat. Photo by Ari
Tanaman bunga pukul empat. Photo by Ari
Lihatlah foto tanaman di atas. Satu tanaman bunga, setelah mekar semua bunganya, dia akan mengjasilkan biji. Banyak sekali. Saya sering sekali memanen biji bunga pukul empat. Bahkan saya sudah bagi-bagikan bijinya ke teman-teman para penggemar bunga. 

Biji bunga pukul empat hasil panen saya untuk teman. Photo by Ari
Biji bunga pukul empat hasil panen saya untuk teman. Photo by Ari
Saya kadang minta tolong keponakan saya untuk bantu mengumpulkan biji bunga pukul empat. Selain dia senang, juga sekalian mengajaknya bermain di alam.

Biji bunga pukul empat ini, menurut info yang saya baca bisa dijadikan serbuk/semacam bedak untuk mengobati jerawat. Hanya saja, belum pernah saya coba praktikan. 

Baru ada empat macam bunga ya. Masih ada banyak lagi bunga yang akan saya ceritakan. Tapi rasanya tidak bisa jadi satu tulisan. Karena akan sangat panjang. Nanti Anda bosan membacanya. Hehe.

Masih ada tanaman bunga Kamboja Jepang, Euphorbia, pacar air, soka, jarak china, mawar, kenikir, dan lain-lain. Tunggu kisah selanjutnya ya. Sementara bunga-bunga di atas dulu yang saya sajikan gambarnya. 

Bersembunyi di balik bunga. Dokumen pribadi
Bersembunyi di balik bunga. Dokumen pribadi
Kalau ada rekan-rekan kompasianer yang menulis cerpen bersambung, saya juga boleh dong nulis serial berkebun. Tunggu ya kisah selanjutnya dengan foto-foto bunga yang menarik.

Salam hangat dari saya. Semoga sajian bunga-bunga ini menghibur dan menceriakan hari anda di bulan Ramadan ini.
***
Saya juga pernah menulis pengalaman berkebun menjadi beberapa artikel seperti:

Written by Ari Budiyanti
6 Mei 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun