Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah Berkebunku bersama Tanaman Rhoeo discolour

26 Maret 2019   18:09 Diperbarui: 26 Maret 2019   18:20 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman Rhoeo discolour di bawah lampu taman depan rumah. Photo by Ari

Ketika saya perhatikan, tanaman ini begitu banyak tumbuh di bawah lampu taman. Benar, Anda mengenalinya? Tanaman Rhoeo discolour. Tanaman ini mempunyao daun dengan dua warna khas. Bagian permukaan atas hijau, permukaan bawahnya merah keunguan.

Tanaman Rhoeo discolour tumbuh subur. Photo by Ari
Tanaman Rhoeo discolour tumbuh subur. Photo by Ari
Saya mempunyai kisah menarik dengan tanaman ini di masa SMA saya. Saya berhasil membuat preparat pertama saya dalam mata belajaran Biologi. Preparat penampang daun untuk melihat anatomi daun. Tanaman ini memberi nilai kenangan tersendiri bagi saya.

Kembali ke kisah utama ya. Di depan rumah saya, di halaman, tepat di bawah lampu taman, tanaman ini tum uh bergerombol dengan begitu tidak teratur, kering dan kurus ramping. Ada juga beberapa yang tumbuh segar dan subur.

Tanaman Rhoeo discolour di bawah pohon. Photo by Ari
Tanaman Rhoeo discolour di bawah pohon. Photo by Ari
Saya memangkas semua yang tidak terawat itu.  Yang kurus kering, saya pisahkan. Sementara semua yang besar dan subur, saya biarkan tumbuh di tempatnya, di bawah lampu taman.

Terlintas dalam pikiran saya untuk membuang mereka yang kurus dan kering tersebut. Tapi sayang, pikir saya. Saya tidak suka membuang tanaman.
Lalu dengan sedikit keyakinan dan harapan, saya tanam mereka yang kurus kering itu. Ada yang di bawah pohon cemara. Ada yang di sebelah tembok pasar. Ada juga yang di dalam pot. Lalu saya menyiraminya setiap sore.

Tanaman Rhoeo discolour di tepian tembok pasar. Photo by Ari
Tanaman Rhoeo discolour di tepian tembok pasar. Photo by Ari
Amazing, menakjubkan. Setelah 1 bulan berlalu, mereka yang kurus kering ini tumbuh subur dan segar. Bahkan mulai memunculkan tunas-tunas baru. Melihat pemandangan ini membuat hati saya damai. Senang karena berkebunnya berhasil.

Rhoeo discolour dengan tunas baru. Photo by Ari
Rhoeo discolour dengan tunas baru. Photo by Ari
Bagaimana dengan Anda, apa yang dirasakan jika berhasil menanam dan bisa melihat hasilnya? 

Rhoeo discolour yang saya pindah ke bawah pohon cemara tumbuh subur. Photo by Ari
Rhoeo discolour yang saya pindah ke bawah pohon cemara tumbuh subur. Photo by Ari
Kalau saya, pastilah sangat senang. Meskipun tadinya mereka seperti kurus kering dan tak terawat. Sekarang jadi jauh lebih baik. Untung tidak jadi saya buang ya. Puji Tuhan.

Rheoe discolour lainnya yang tumbuh subur di bawah pohon cemara ke dua. Photo by Ari
Rheoe discolour lainnya yang tumbuh subur di bawah pohon cemara ke dua. Photo by Ari
My Rheoe discolor, tanaman lainnya yang memberi inspirasi pada saya. Apa yang seperti tak mungkin, bisa menjadi mungkin. Hanya butuh sedikit kesabaran tambahan dan usaha yang lebih lama untuk melihat hasil yang maksimal dan terbaik. Apa yang sepertinya tanpa harapan bisa berubah drastis menjadi penuh harapan.

Rhoeo dicolour dalam media air. In door gardening. Photo by Ari
Rhoeo dicolour dalam media air. In door gardening. Photo by Ari
Oya, karena mudah tumbuh, tanaman ini sempat saya tanam di dalam pot plastik buatan dari bekas tempat "bodycream". Dan hasilnya pun menarik. Sebagai sedikit info, tanaman ini juga dikenal sebagai Nanas Kerang yang masuk kategori tanaman herbal, alias bisa untuk obat. Tapi saya tidak pernah menggunakannya secara pribadi. Hanya saya baca-baca infonya di internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun