Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tidak Bertambah

26 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 26 Januari 2019   06:07 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mentari pagi di desa Kunci. Photo by Ari

Lagi kulirik larik-lariknya                    Berharap ada selarik baru menginspirasi  Lambat kurasakan detakan detik waktunya
Yang menggema keras di ruang sesunyi ini

Senyap di sanubari
Menanti kembali satu larik
Namun lama menanti
Tak kunjung inspirasi diri

Lagi kulirik larik-lariknya
Ah ternyata masih juga sama
Tak juga bertambah 
Tak juga berubah

Masih tetap nada yang melantun
Seperti hati yang berpantun
Ah mengapa lagumu teralun
Membisik kalbuku lambat terayun

Lagi kulirik larik-lariknya
Tak mampu menguntai bahasa
Mengumpulkan makna pun tak kuasa
Karna tak juga menghampiri inspirasi jiwa

...
Ya larik-lariknya masih tetap sama 
Tak pernah bertambah

Written by Ari Budiyanti
25 January 2019
New poem

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun