"Iya... kenapa memangya, Bang?" tanyaku tanpa menoleh.
"Ah... nggak papa," jawabnya sambil mengangguk-angguk kecil.
'Halah! Aku tau, paling-paling mau ngasih hadiah barang murahan lagi sebagai kado ulang tahun ibu,' rutukku dalam hati.
Sehari sebelum hari ulang tahun ibu, Bang Fadli memanggilku.
"Siska, kau bikin lah kue untuk kita bawa besok. Kita rayakan kecil-kecilan ultah Ibu."
"Beli aja, napa, Bang? Biar nggak repot," tawarku.
"Ah... sayang uangnya. Bikin aja. Lebih murah. Kau kan pintar bikin kue!" tegasnya.
'Huh! Dasar suami pelit! Tuhaan... dosa apa aku sampai dapat suami perhitungan begini!' Aku ngedumel dalam hati.
*****
Ibu sangat senang karena kami datang untuk merayakan ulang tahun Beliau, meski sederhana.
Setelah acara potong kue dan makan bersama, kami ngobrol santai.