Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ngerjain Pencopet

23 Juni 2021   17:18 Diperbarui: 23 Juni 2021   17:29 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ke empat, kutemui Bayu. 

"Bro, omongan Lu tempo hari soal kereta rawan copet kayaknya ndak benar, tuh," ujarku. 

"Dari mana Lu bisa nyimpulin begitu?" Kening Bayu sedikit berkerut. Mungkin agak heran mendengar pernyataanku. 

"Beberapa hari ini aku coba bereksperimen untuk membuktikan omongan Lu itu. Aku masukin uang monopoli ke amplop, trus kutaruh di saku belakang selama di stasiun dan di dalam kereta. Udah tiga hari, ndak hilang tuh," jelasku. 

Bayu langsung ngakak mendengar penuturanku. 

"Ya iya lah gak hilang. Kan gua udah bilang, copet di sini canggih-canggih. Mana bisa Lu kibulin begitu. Mereka tau amplop itu isinya bukan uang. Ga ada orang sesembrono itu bawa uang banyak di kereta. Mereka gak begok, Bro." Bayu kembali ngakak tak habis-habis. 

Aku pun geli sendiri mendengar penjelasannya. Rupanya memang aku yang terlalu naif. Mengira para copet disini cukup bodoh untuk bisa terkena prank seperti itu. 

****

Sore harinya, saat pulang, amplop itu masih kubiarkan saja di saku belakang. Namun, aku tak lagi antusias bermaksud memancing copet. Aku kembali naik kereta pada jam padat-padatnya penumpang. 

Dalam gerbong dapat posisi berdiri di tengah-tengah antara dua bangku panjang pada kedua sisi gerbong. Dalam keadaan berdesak-desakan begitu, tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang berusaha merangsek maju ke depan. Walau posisinya sudah terjepit, dia masih saja terus memaksakan diri maju ke depan sambil agak menyibakkan orang-orang yang dia lewati. 

Ketika orang itu lewat di sampingku, aku rasakan tanganya merogoh saku belakangku. Aku segera tersadar, "Pasti copet nih." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun