Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ngerjain Pencopet

23 Juni 2021   17:18 Diperbarui: 23 Juni 2021   17:29 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Makanya dia khawatir kalau aku terlihat betul udik dan tak awas. Tentu berpotensi jadi korban kejahatan, khususnya copet. 

***** 

Sudah beberapa hari aku ke kantor nebeng mobil teman. Meski teman ini tak keberatan aku terus nebeng, aku yang sudah merasa segan. Rasanya cukup lah aku numpang. Saatnya mandiri. Menyesuaikan diri dengan dinamika kerasnya kehidupan di ibu kota dan daerah-daerah penyangganya. Aku putuskan mulai senin naik kereta ke kantor. 

***** 

Semua nasehat Bayu aku terapkan. Sejak masuk area stasiun tas kusandang di depan. Dompet kupindah ke saku depan. Sedangkan hp terus kupegang. Aku juga selalu waspada dengan orang-orang sekeliling. Jika ada yang ngajak ngobrol,  kuladeni sekedarnya saja. Aku juga sebentar-sebentar meraba saku depan, memastikan dompetku masih ada. 

Aku benar-benar paranoid. Apalagi, konon katanya, copet-copet di sini seperti punya ilmu. Entah bagaimana caranya, katanya bisa mengambil dompet mangsanya tanpa disadari sama sekali. Tak terasa apa-apa, tahu-tahu dompet sudah raib. Berkat kewaspadaan tinggi begitu, seminggu berhasil kujalani pergi pulang naik kereta dengan aman. 

Perlahan, akupun semakin pede dan tidak terlalu paranoid lagi. Aku pun merasa makin nyaman dan sudah mulai bisa beradaptasi dengan pola hidup baruku, khususnya pergi pulang kerja dengan kereta. Situasi di stasiun dan gerbong kereta tak lagi membuatku khawatir berlebihan. 

Lama-lama, aku malah mulai berkesimpulan, bahwa peringatan Bayu tempo hari terlalu berlebihan. Rasanya stasiun dan kereta tak seseram itu. Terbukti, sejauh ini aku aman-aman saja. Belum sekalipun merasa ada indikasi aku jadi sasaran copet. Sudah lebih sebulan, juga belum pernah kulihat ada orang yang kecopetan di kereta. 

***** 

Suatu ketika, aku membongkar beberapa kardus barang pindahan yang memang belum sempat kubuka. Sejak tiba di sini, baru barang-barang penting dan fungsional saja yang langsung kutata. Semacam pakaian dan alat-alat rumah tangga yang dipakai sehari-hari. 

Ketika membuka kardus berisi mainan anak-anakku, tiba-tiba muncul ide iseng. Di kardus itu ada mainan monopoli, yaitu mainan yang ada uang-uangan palsunya. Anak-anakku sudah jarang memainkannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun