Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ngerjain Pencopet

23 Juni 2021   17:18 Diperbarui: 23 Juni 2021   17:29 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beralih ke rak disebelahnya, dia ambil sekira sepuluh bungkus mie instan. 

"Astaga, rupanya dia membeli berbagai kebutuhan untuk anak-anak." 

Aku mulai berubah pikiran. Orang ini sepertinya bukan pencopet betulan, melainkan seorang ayah yang entah karena apa sedang kepepet dan akhirnya nekat mencopet karena melihat ada kesempatan. Pantas saja caranya mencopet amatiran. Aku yang tadinya kesal dan sangat bernafsu ingin melihat pencopet itu kecele, sekarang berubah menjadi kasihan. 

Pencopet yang sepertinya sebaya denganku itu berjalan menuju kasir. Keranjang yang dia tenteng hampir penuh. Sebelum masuk antrian dia sempatkan mengambil beberapa permen lolypop dan memasukkannya ke dalam keranjang. Lalu dia masuk jalur antrian. Ada satu orang pembeli lain di depannya. 

Aku pun buru-buru mengambil beberapa bungkus camilan lalu ikut antri persis di belakang si pencopet. Ketika tiba gilirannya, pencopet itu menyodorkan keranjang kepada kasir. Lalu kasir menjumlahkan harga seluruh belanjaan. Tertera di mesin kasir jumlah harga total belanjaan. 

"Semua jadi 257.000 rupiah, Pak," ujar kasir. 

Pencopet merogoh saku dan mengeluarkan amplop coklat. Kemudian dia tarik isi amplop itu. 

Mendadak mukanya pucat, lalu gelagapan. Isi amplop yang sempat dia tarik hingga keluar separuhnya segera dia sorong lagi ke dalam, lalu amplop buru-buru dia masukkan kembali ke dalam saku. 

"Eh, maaf,  Mbak, saya batal belanja." Wajahnya makin pucat. 

"Loh, kenapa, Pak?" Kasir heran. 

"Oo..anu... anu ... dompet saya ketinggalan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun