Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepi

26 Juli 2022   08:45 Diperbarui: 26 Juli 2022   08:48 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kusepi sendiri tiada teman lagi.

Anak sudah pergi hidup dengan keluarga sendiri.
Seperti juga tentangga kanan kiri.
Kampung jadi sunyi seperti kuburan malam hari walau terang benderang karena sinar mentari.

Sepi sunyi tiada celoteh anak bermain dan bercanda bahkan kadang menangis.
Tiada pernah kulihat lagi ibu-ibu berdaster dengan roll rambut ngerumpi sambil belanja pagi.
Apalagi bapak-bapak menggendong anak sambil menyuap sarapan pagi si anak.

Satu dua kali kulihat kakek nenek tertatih menyapu halaman dan jalanan kampung.
Juga mereka yang dulu bergurau bersama saat sore hari, kini duduk berjemur di kursi roda di depan rumah.

Sepi...
Walau ada beberapa keluarga muda menjadi tetangga. Tapi mereka dari dunia berbeda.
Hanya senyum sapa tanpa suara saat bersua.
Sludar sludur dengan motor tak peduli ada tetangga tua dan lansia dijumpai.
Mungkin mereka menganggap sebagai manusia luar angkasa berwajah aneh.

Sunyi...
Walau tembang kenangan melantun merdu merayu namun membuat sendu.

Sepi...
Tak ada teman berbagi. Banyak yang telah pergi meninggalkan dunia ini.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun