Mohon tunggu...
Ardi lutfi
Ardi lutfi Mohon Tunggu... Guru - pelajar

12 MIPA 1 SMAN 1 Padalarang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

My High School Life

27 Februari 2020   00:44 Diperbarui: 27 Februari 2020   00:54 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Ha! Kamu! Kamu yang pas itu yang jadi penjaga toko buku kan?"

Aku pun dibuat terkejut oleh perkataanya yang spontan itu.

Sebelum aku sempat menjawab, dia dipukul ringan dan mendapatkan nasehat dari wali kelas kami. Dia pun disuruh untuk duduk di kursi yang berada di barisan tengah.

Memeng benar aku pernah jadi penjangan toko buku, tapi kejadian itu sudah lama. Hebat juga dia masih mengingatnya.

Seharian ini kami semua hampir tidak belajar. Waktu kami kebanyakan dihabiskan dengan mendengarkan guru-guru baru yang memperkenalkan dirinya masing-masing dan dilanjutkan dengan mengobrol. Tetapi berbeda hal jika yang masuk adalah guru yang sudah pernah mengajar kami. Biasanya guru tersebut akan memberikan pelajaran tetapi akan selesai sebelum jam pelajaranya habis. Kegiatan seperti ini lumrah dilakukan setiap pembagian kelas selesai dilakukan.

Bel pulang pun berbunyi.  Murid-murid yang ada pun langsung merapihkan barang-barang mereka dan langsung pergi keluar setelah mengucapkan salam perpisahan kepada teman mereka masing-masing tetapi ada pula yang masih asyik mengbrol dengan teman baru mereka. Begitu pula denganku, aku langsung  merapihkan barang-barang dan pergi keluar kelas karena sudah tidak memiliki kepentingan lagi di sini.

Ketika aku tengah berjalan pulang, terdengar sayup-sayup suara yang sepertinya memanggilku. Aku tak menghiraukanya dan terus melanjutkan perjalanan tetapi tiba-tiba saja ada sesuatu yang menepuk pundakku sehingga membuatku terkejut.  

"Hei kamu. Tunggu dong."

Suara ini. Aku kemudian menoleh kearahnya dan menemukan wajahnya yang sedang menatap kearahku. Benar saja orang yang menatapku ini ialah sakura. Aku bisa melihat tatapanya yang penuh dengan semangat sedang tertuju kepadaku. Setelah mengetahui siapa yang memanggilku, aku pun langsung mengembalikan pandangan ku ke depan dan melanjutkan perjalanan pulang meninggalkan sakura yang ada di belakang ku tanpa menaggapi omonganya sedikitpun. Tetapi dia tidak berhenti sampai disitu saja.

"Hei tunggu!"

Aku pun menghembuskan napas pelan lalu berbalik dan mulai berbicara.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun