Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : ruangkara.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Hujan yang Berserah dari Basahnya Diri

14 Februari 2024   00:57 Diperbarui: 14 Februari 2024   01:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rasa rindu dan penyesalan, menggerogoti jiwa 

Membuatku terbelenggu dalam kesedihan yang tak terkira

Namun, di balik awan mendung, selalu ada secercah sinar

Di balik kesedihan, selalu ada harapan yang terbinar 

Mungkin suatu saat nanti, hujan akan reda 

Dan kebahagiaan akan kembali menyapa

Seperti hujan yang membersihkan bumi, air mata pun memurnikan jiwa 

Menghilangkan rasa sakit dan dendam yang terpendam 

Memberi ruang untuk cinta dan kasih sayang untuk tumbuh 

Dan mekar di taman hati yang sunyi

Hujan di balik jendela, mengajariku arti ketabahan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun