Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : ruangkara.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Hujan yang Berserah dari Basahnya Diri

14 Februari 2024   00:57 Diperbarui: 14 Februari 2024   01:02 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Walau di sudut mata senantiasa terselip nyeri

Seperti hujan pada kaca, akan ada saatnya reda 

Walau goresan di batin masih menyimpan luka 

Mungkin waktulah yang kelak mengeringkan semua 

Menyisakan tenang, meski tak akan lagi bersua

Februari, 2024

###

Hujan di Balik Jendela

Kaca berkabut, diusap jemari yang gemetar 

Tetesan rintik turun, membasahi pipi yang pucat 

Seperti air mata duka, mengalir tanpa henti 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun