Mohon tunggu...
Dwi Ardian
Dwi Ardian Mohon Tunggu... Paccarita

ASN | Statistisi | Analis Sosial Ekonomi dan Kependudukan | To Mandar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Shanghai Metro

1 Juli 2025   13:00 Diperbarui: 30 Juni 2025   16:08 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat ke Nanjing Road, Shanghai. Pergi pakai DiDi, pulang pakai Shanghai Metro (Sumber: Koleksi pribadi)

Sepekan mengikuti program Seminar on Investment and Trade Promotion under RCEP di Shanghai, kegiatan cukup padat, tersusun rapi, jadwal dilaksanakan sangat disiplin. Tidak ada aktivitas pribadi pada pukul 09.00-17.00. Semua difasilitasi. Kelas, wisata, belanja, serta kunjungan ke industri dan expo.

Namun, tentunya kita punya keinginan sendiri untuk berkegiatan sendiri. Pagi sebelum sarapan saya biasa keliling di sekitar hotel, melihat-lihat pusat olahraga. Di seberang hotel, hampir semua jenis olahraga ada tempat trainingnya. Saya sempat berkeliling di training center tenis meja. Saya mikir, pantas selalu juara China. Ada sekolah sports, universitas sports, fasilitas lengkap. 

Investasi besar-besaran dan tidak tanggung-tanggung untuk olahraga. Saya yakin tidak dikorupsi proyeknya. Saya juga biasa lari atau sekadar jalan kaki keliling. Sore saya biasa ke minimarket (untuk sekadar beli mi asal Indonesia) atau ke masjid. 

Baru hari ini keluar agak jauh tanpa dipandu. Tujuannya Nanjing Road. Sekitar 11 km dari hotel kami. Konon tempat ini adalah yang teramai di Shanghai. Banyak turis dari berbagai negara, Arab, Afrika, beberapa Eropa, dan tentunya Asean. Pusat belanja barang-barang mewah, bermerk, tapi harga relatif lebih murah dibanding di Indonesia. Meski menurut saya tetap saja mahal.

Pas kelas selesai langsung bersiap berangkat. Biar cepat sampai kita naik DiDi (Gocarnya China). DiDi bagian dari aplikasi pembayaran terbesar di China, Alipay. Harganya lumayan mahal sekitar 49 Yuan kalau dirupiahkan 100k lebih. Saya berdua sama Mas Triadi.

Mas Triadi ini fungsional madya di Kemendagri. Salah satu timnya adalah di pengendalian inflasi daerah. Yang rapat setiap Senin itu. Beliau pernah ke Mamasa dalam rangka supervisi. Cuma kami berdua yang cowok yang lain cewe-cewek keren semua. Ada dari Setneg, Kemenkeu, Bappenas, dan yang paling muda dari Kemendag. Semuanya lulusan luar negeri S2-nya, kecuali 1 yg bentar lg juga berangkat ke luar negeri.

Kembali ke Mas Tri, dia cukup tahu banyak daerah karena sudah sering interaksi dengan Pemda. Kami cerita kalau udara Shanghai saat ini mirip-mirip seperti Mamasa di Sulbar. Pas dicek memang benar, saat siang hari suhunya sama 20-22c. Saat malam dan pagi hari lebih dingin dari itu.

Oiya, China itu sangat luas wilayahnya. Pada umumnya ada 4 musim. Saat sekarang ini musim semi di mana di beberapa tempat bunga-bunga bermekaran, banyak turun hujan ringan yang cukup lama. Kami dibekali payung ke mana-mana. Sebentar lagi masuk musim panas. Setelah itu akan masuk musim gugur, diikuti musim dingin.

Kembali ke Nanjing Road. Perjalanan dengan DiDi sekitar 45 menit. Setelah itu mobilnya langsung pergi, aplikasi gagal bayar padahal. Mas Tri bayar pakai kartu debit yang tersambung ke aplikasi Alipay tapi gagal bayar terus. Mulai panik. Jangan sampai gara-gara uang 100k kita bermasalah kepulangannya. Dicoba terus tapi baru berhasil besoknya setelah dibantu pendamping kami (panitia).

Nanjing Road kami keliling mencari pesanan istri Mas Tri. Sepatu. Tapi gagal beli karena edisi terbatas. Harga jelas cocok karena lebih murah. Katanya di Jakarta sekitar Rp2 jt lebih, di sini kalau dirupiahkan sekitar 1,4 juta. Tapi barangnya tidak tersedia. Ada tapi sepertinya gak cocok warnanya atau ukuran.

Komunikasi kita lebih banyak pakai google translate. Kadang ada juga penjaga toko yang bisa bahasa Inggris. Kami masih keliling untuk sekadar melihat-lihat dan membeli sesuatu yang harganya terjangkau. Buat anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun