Mohon tunggu...
Aral
Aral Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Duniaku Bukanlah Duniamu

4 April 2019   04:25 Diperbarui: 4 April 2019   04:45 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com

Ayo kita bermain (sambil menarik tanganku) 

Tanpa mengeluarkan kata kata apapun aku mengikuti kemauannya.

Sesampai di tempat bermain, ternyata beliau memiliki sangat banyak sekali teman, beliau memperkenalkan ku dengan teman temannya, akhirnya kami semua saling mengenal satu sama lain dan menjadi teman.

Hari demi hari kami berteman, bermain bersama, ngobrol bersama, namun aku sangat iri kepada mereka.
Mereka yang selalu hidup ceria, memiliki banyak mainan, memiliki banyak uang. Sedangkan aku tidak ada sama sekali.
Uang jajan ku tidak akan cukup untuk membeli mainan, aku ingin membeli mainan, aku ingin membeli jajanan seperti mereka.
Pada saat itu uang jajan sehari hariku hanya Rp.500 itupun hanya dapat membeli 1 makanan seharga Rp.500, namun aku hanya bisa menikmati hidup ku, aku terus belajar untuk selalu bersabar, mungkin pada suatu saat nanti aku dapat menjadi seperti mereka.

Semakin lama mengenal mereka, semakin dekat dengan mereka namun ternyata aku hanya menjadi seperti budak mereka, mereka selalu menyuruhku, mereka selalu menghinaku, mereka selalu membuatku menangis. Aku pikir, mereka semua adalah teman teman yang baik namun apa yang ku bayangkan selama ini ternyata salah. Pikiran ku semakin berat, bagaimana caranya melalui semua ini, sekolah ku tertinggal, teman teman ku jahat, keinginan ku terhambatk, apakah aku masih layak untuk hidup?

Seketika rasa frustasi itu kembali lagi menghantui ku, kini semakin berat, ditambah lagi aku harus menuruti perintah teman teman ku. Aku semakin gila dalam menghadapi semua ini, aku selalu berpikir masih pantas kah aku hidup di dunia ini?

Dunia yang begitu kejam, seakan akan hdiup ku tidak berguna. 

Setahun kemudian, setelah hidup didalam zona yang sangat menyakitkan aku dipulangkan oleh orang tua ku ke kempung halaman ku.
Aku pikir aku akan kembali bersekolah, tapi ternyata dugaan ku salah. Aku dipulangkah ke kampung hanya untuk menjaga kakek yang tinggal sendiri dikampung ditambah lagi kakek  sedang mengalami sakit yang parah. Meski dugaanku salah, namun aku tetap bersyukur karena hidupku sudah terbebas dari teman teman yang jahat itu.

Jam sudah mengarah pukul 6 sore, Bus yang membawa kami ke Sibolga sudah dijalankan. Dalam perjalanan, seketika aku merasa bangga bisa kembali ke kampung halaman ku, aku merasa bangga bisa terbebas dari teman teman jahat ku, walaupun urusan sekolah tetap tidak dapat kunikmati.

Keesokan hari nya, aku sampai dikampung halaman ku. Saatnya aku langsung menuju ke rumah kakek, aku harus segera bertemu dengan kakek , aku ingin melihat kondisinya. Semoga saja penyakitnya tidak parah banget. Namun dugaanku salah lagi, ternyata kakek lumpuh, tidak bisa berjalan.

Hari demi hari aku mengurus kakek yang malang, semakin hari aku semakin terbiasa dan semakin senang karena dengan umur segitu aku sudah bisa merawat kakek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun