Mohon tunggu...
Apriyan Sucipto SHMH
Apriyan Sucipto SHMH Mohon Tunggu... ASN -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Proletarian..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keindahan Danau Ranau Beserta Kekayaan Potensinya

20 Desember 2017   11:57 Diperbarui: 20 Desember 2017   15:00 5049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Klasifikasi iklim tipe B menurut Schmidt and Ferguson. Kelembaban udara daerah ini tergolong basah (udic) yang berkisar antara 50 -- 80% dengan curah hujan tahunan yang tinggi yaitu > 2000 mm dengan suhu berkisar antara 20-250C. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Kppen-Geiger kawasan danau Ranau masuk dalam klasifikasi iklim hutan hujan tropis (Af), dengan suhu rata-rata 23.9 C. Curah hujan rata-rata tahunan 2.775 mm. Bulan terkering adalah Juli, dengan curah hujan 118 mm. Rata-rata curah hujan bulanan 309 mm, dengan curah hujan tertinggi di bulan Januari. April adalah bulan terhangat sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 24.3 C dan bulan Juli memiliki suhu rata-rata terendah yaitu 23.4 C.

  • Berdasarkan data iklim yang diterbitkan oleh http://id.climate-data.org, untuk Pekon Sukabanjar, Lumbok, dan Heni Arong sebagai berikut:
  • Iklim Suka Banjar diklasifikasikan sebagai hutan hujan tropis (Af) berdasarkan klasifikasi iklim Kppen-Geiger. Suhu rata-rata tahunan adalah 20.8 C, dan curah hujan mencapai 2.859 mm/tahun. Curah hujan terendah di bulan Juli, dengan rata-rata 108 mm dan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dengan rata-rata 325 mm. Bulan April adalah bulan terpanas sepanjang tahun, dengan suhu 21,3 C, sedangkan suhu terendah terjadi dibulan Januari dengan suhu berkisar antara ;
  • Iklim Lumbok diklasifikasikan sebagai hutan hujan tropis (Af) berdasarkan klasifikasi iklim Kppen-Geiger. suhu rata-rata tahunan adalah 23.4 C, dengan curah hujan mencapai 2.789 mm/tahun. Curah hujan paling sedikitl terlihat pada Juli sebesar 116 mm. Rata-rata curah hujan bulanan sebesar 309 mm, bulan Januari merupakan bulan terbasah . Suhu tertinggi rata-rata pada April, sekitar 23.9 C dan bulan Juli memiliki suhu rata-rata terendah sebesar 23.0 C. Fluktuasi curah hujan antara bulan terkering dan bulan terbasah adalah 193 mm dan suhu rata-rata bervariasi menurut kisaran 0.9 C.
  • Iklim di pekon Heni Arong menurut Kppen dan Geiger diklasifikasikan sebagai tipe iklim Af (iklim hutan hujan tropika), yang dicirikan dengan suhu rata-rata 20.5 C dengan curah hujan tahunan rata-rata adalah 2.854 mm. Bulan terkering di bulan Juli (105 mm), dan bulan terbasah pada bulan Januari (330 mm). Bulan April adalah bulan terhangat sepanjang tahun (21.0 C) dan Januari adalah bulan terdingin sepanjang tahun (20.2 C). Terdapat perbedaan sebesar 225 mm dari presipitasi antara bulan terkering dan bulan terbasah. Variasi dalam suhu tahunan adalah sekitar 0.8 C.

c.Topografi

Topografi wilayah Kabupaten Lampung Barat dibagi 3 (Tiga) wilayah topografi yakni: 1. Daerah dataran rendah ( 0 sampai dengan 600 m dpl ) 2. Daerah berbukit ( ketinggian 600 m dpl )3. Daerah pegunungan ( ketinggian 1000 m sampai 2000 m dpl) Topografi yang sangat variatif, mulai dari datar (pantai) sampai begelombang (gunung dan perbukitan). Keunikan lain dari kabupaten ini adalah bahwa sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan lindung dengan status Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Hutan Lindung. Gunung Seminung, yang berada pada Daerah Kawasan Danau Ranau, Ketinggian tempat bervariasi, mulai dari 330 mdpl (perkiraan dasar danau), 550 mdpl disepanjang badan danau, hingga ketinggian mencapai 1880 mdpl yang merupakan puncak gunung Seminung.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambar.3. Kontur Topografi Kawasan Danau Ranau, (Budi. Teguh / SIG-Apn / BMKG / 2016)

Gambar 4. Kontur Topografi dan Peta Batimetri Kawasan Danau Ranau, BMKG / 2016)

  • Topografi Wilayah Danau Ranau Sebagian besar bergelombang, serta berbukit, dengan kelerengan yang curam hingga berbatasan dengan tepi danau. Garis sempadan danau umumnya berupa tepian yang terjal dengan permukaan lahan yang mengarah ke perairan danau cenderung sempit, dan dalam.
  • Kawasan danau ranau terbagi menjadi 5 kelas lereng, yaitu:
  • Kelas A dengan kelerengan 0-8%, dengan luas areal 644 Ha, meliputi wilayah pekon Kaagungan, dan pekon Lumbok, serta sisi tepian danau di pekon Sukabanjar dan Pekon Tawan Sukamulya.
  • Kelas B dengan kelerengan 8%-15%, dengan luas areal 692 Ha, meliputi hampir keseluruhan sempadan danau Ranau.
  • Kelas C dengan kelerengan 15%-25%, dengan luas areal 658 Ha
  • Kelas D dengan kelereng 25%-40%, dengan luas areal 634 Ha
  • Kelas E dengan kelerangan > 40%, dengan luas areal 521 Ha.

Gambar.5. kelas kelerengan danau Ranau

  • d.Kemiringan Lahan

Dilihat dari faktor kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Lampung Barat memiliki kemiringan lereng yang cukup bervariasi yaitu sebagai berikut:

Kemiringan lereng antara 0 -- 3 %, menunjukkan daerah dataran atau hampir datar. Wilayah dengan kemiringan lereng ini mempunyai kemampuan lebih luas untuk digunakan dibandingkan dengan wilayah terjal. Menurut Mabbery (1972), kemiringan lereng 0 -- 5 %, lahannya dapat digunakan untuk peruntukkan rekreasi umum, bangunan terstruktur, perkotaan umum, jalan, sistem septik, perumahan konvensional, pusat perdagangan, jalan raya, lapangan terbang, jalan kereta api, dsb.

Kemiringan lereng antara 3 -- 7 %, menunjukkan daerah dengan kemiringan landai. Wilayah dengan kemiringan ini masih dapat digunakan untuk pembangunan berbagai sumber daya buatan kecuali untuk lapangan terbang dan jalan kereta api.

Kemiringan lereng antara 7 -- 10 %, menunjukkan daerah yang cukup miring. Wilayah dengan kemiringan ini masih memiliki kemampuan untuk pembangunan rekreasi umum, bangunan terstruktur, pembangunan daerah perkotaan, perumahan konvensional, jalan umum, dan kurang baik untuk pembangunan sistem septik, jalan raya, lapangan terbang, dan jalan kereta api.

Kemiringan lereng > 40 %, menunjukkan daerah yang sangat terjal/curam. Kemiringan lereng > 40 % dengan tutupan lahan hutan dapat dikategorikan sebagai kawasan hutan lindung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun