Mohon tunggu...
Apriyan Sucipto SHMH
Apriyan Sucipto SHMH Mohon Tunggu... ASN -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Proletarian..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keindahan Danau Ranau Beserta Kekayaan Potensinya

20 Desember 2017   11:57 Diperbarui: 20 Desember 2017   15:00 5049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Tabel 4. Peta Kontur Kawasan Danau Ranau, BMKG / GIS-Apn/2016

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambar 5. Peta Danau Ranau berdasarkan kemiringan lahan dan jenis tanah (GIS-APN/2016)
  • e.Geologi

Wilayah Kabupaten Lampung Barat secara geologi cekungan yang terbentuk zaman tersier ini sejak lama dikenal sebagai cekungan minyak bumi yang juga kaya akan endapan batubara. Batuan yang mengisi cekungan sumatera Batuan yang umum dijumpai di Kabupaten Lampung Barat adalah endapan gunung api, batu pasir neogen, granit batu gamping, metamorf, tufa lempung, dan alluvium, formasi tufa masam dari debu gunung api di sekitar Bukit Barisan. Sedangkan endapan gunung api menutupi sebagian besar wilayah dan kadang-kadang dijumpai endapan emas dan perak serta mineral logam lainnya sebagai mineral ikutan. Berikut adalah skema pembagian sebaran geologi disekitar danau ranau ;

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambarl 5. Peta Geologi Baturaja, (Budi. Teguh,/ GIS-APN/ BMKG / 2016)

Secara fisiografis kawasan danau Ranau masuk dalam bagian Bukit Barisan dan Tinggian Lampung. Pegunungan Barisan (Barisan Mountain Range), merupakan busur vulkanik serta menempati bagian barat pulau Sumatera dan didominasi batuan berumur perm-karbon hingga mesozoikum.

  • Geomorfologi di kawasan danau Ranau, masuk dalam grup landform Vulkanik. Grup vulkanik terbentuk karena aktivitas volkan/gunung berapi. Grup ini dicirikan oleh bentukan kerucut volkan, aliran lahar atau wilayah yang merupakan akumulasi bahan vulkanik. Secara umum bentuk lahan ini dapat dibedakan berdasarkan litologi induknya yaitu dari jenis andesitis dan basal yang terletak pada ketinggian 25 -- 200 meter dari permukaan laut. Lereng atas dan lereng tengah telah mengalami pengikisan lanjut, berlereng curam dengan lereng lebih dari 30% sedangkan lereng bawahnya kurang dari 16%.
  • Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Kotaagung (Amin dkk, 1993) dan Lembar Baturaja (Gafoer dkk, 1993), Kawasan danau Ranau tersusun oleh beberapa formasi, yaitu:
  • Satuan Batuan Breksi Gunung Api tuf atau batuan gunung api kuarter muda(Qhv), dengan luas 5.038,32 ha, tersebar dibagian Timur danau Ranau, yang wilayahnya meliputi gunung Seminung, pekon Kaagungan hingga desa Kota Batu (OKU Selatan), berumur plistosen-holosen. Formasi ini tersusun oleh breksi, lava, dan tuf yang bersusunan andesit sampai basal. Breksi dan lava berwarna abu-abu kehitaman, agak kompak, terpilah buruk, berukuran kerikil sampai bongkah, bentuk menyudut sampai menyudut tanggung yang terdiri dari andesit, basal dan batu apung. Tuf berwarna abu-abu kecoklatan, berbutir kasar yang berbentuk menyudut tanggung, terpilah buruk, agak kompak, komposisi andesit, basal, gelas, dan oksida besi.
  • Satuan batuan gunung api Andesit-Basalt atau formasi batuan gunung api kuarter tua (Qv), (berumur plistosen-holosen), memiliki luas 990,32 ha dengan penyebaran di pekon Lumbok dan Keaagungan (bagian selatan danau Ranau). Formasi ini tersusun oleh lava bersusunan andesit sampai basal dan Breksi gunungapi berwarna abu-abu kehitaman, agak kompak, terpilah buruk, berukuran kerikil sampai bongkah, bentuk menyudut sampai menyudut tanggung yang terdiri dari andesit, basal, dan batu apung. Formasi ini berumur Kuarter tua, diendapkan secara selaras diatas Formasi Ranau.
  • Formasi Ranau (QTr) berumur pliosen-plistosen. Penyebaran formasi batuan ini dominan di bagian Utara danau Ranau, yang meliputi Kecamatan Banding Agung, Kecamatan Ranau Tengah, dan Kecamatan Warkuk (Kabupaten OKU Selatan). Formasi Ranau merupakan satuan batuan yang mendominasi Kawasan danau Ranau dengan luas 10.096,73 ha. Formasi ini terdiri dari breksi batuapung, tuf mikaan, tuf batua pung, dan kayu terkersikan, tuf padu dengan sisipan batu lempung berkarbon. Breksi batuapung berwarna abu-abu muda sampai abu-abu kecoklatan, berukuran kerikil sampai kerakal, bentuk menyudut sampai menyudut tanggung, komponen batuapung, andesit, riolit, dan mika dengan massa dasar tuf pasiran.
  • Formasi Hulu Simpang (Tomh) seluas 2.042,13 Ha, penyebaran di bagian barat danau Ranau hingga punggung perbukitan Bukit Barisan, meliputi pekon Sukabanjar, Tawan Sukamulya, hingga Ujung Rembun. Formasi Hulu Simpang (Tomh) merupakan satuan batuan tertua, yang berumur oligosen akhir -- miosen awal yang terdiri dari lava, breksi, gunung api, dan tuf berubah, bersusun andesit sampai basalt, berurat kuarsa dan dijumpai mineral sulfida. Sifat fisik dari formasi Hulu Simpang, antara lain: breksi gunung api berwarna abu-abu kehijauan, berbentuk butir menyudut sampai menyudut tanggung, terpilah buruk, agak kompak, mengandung urat-urat kuarsa, dan pirit. Tuf berwarna abu-abu kehijauan, berbutir halus, terdiri dari mineral gelas, feldspar, kuarsa, mineral gelap, dan butiran-butiran pirit.

Keterangan

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambar.6. Peta Geologi Baturaja, (Budi. Teguh, BMKG / 2016)
  • Berdasarkan formasi batuan dan proses pembentukannya, di kawasan danau Ranau, diperkirakan banyak mengandung batuan andesit, basalt, breksi, travertin, obsidian, batu apung, kuarsit, dan tufa, sedangkan potensi mineral yang ada antara lain pasir besi, dan sulfur. Hal yang terpenting dari proses geologi yang terjadi bahwa kawasan danau Ranau memiliki kandungan geothermal yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Diperkirakan batuan penudung geothermal berada pada kedalaman 100 mdpl pada batuan lava tua dan reservoir pada batuan Formasi Kikim yang berada di bawah vulkanik tua (Formasi Hulu Simpang) dengan komposisi sedimen tufaan yang memiliki sifat porous dengan permeabilitas tinggi. Sistim panas bumi diperkirakan pada batuan ubahan berupa zona argilik sebagai batuan penudung. Tipe air panas didominasi oleh air bikarbonat, berasal dari "magmatic waters" (deep waters) yang naik kepermukaan melalui rekahan-rekahan batuan dengan membawa unsur-unsur volatil, diantaranya CO2. Gas CO2 sehingga fluida tersebut muncul ke permukaan berupa air panas bertipe bikarbonat. Suhu fluida berkisar antara 158C -- 199 C dan termasuk ke dalam entalpi sedang.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambar 6. Formasi batuan Kawasan danau Ranau

Morfologi Danau Ranau adalah bentang alam yang berupa kawah sisa aktivitas gunung api (Circular scarf), sedangkan bentukan depresi terjadi akibat aktivitas pergerakan sistem sesar Sumatera. Struktur geologi menunjukkan beberapa bentuk struktural berupa sesar-sesar normal, yang berarah barat laut - tenggara, yaitu : 1) Sesar Talang Kedu mempunyai arah umum baratlaut-tenggara, terletak di barat laut. 2) Sesar Kota Batu berarah baratlaut-tenggara, terletak di timur laut. 3) Sesar Wai Uluhan mempunyai arah umumnya baratlaut-tenggara, terletak di tenggara. 4) Sesar Lombok berarah utara -- selatan, terletak di bagian timur daerah penelitian, sesar ini berjenis sesar normal dengan bagian yang relatif turun adalah blok bagian barat (Danau Ranau). Sesar ini diperkirakan mengontrol munculnya mata air panas lombok.

  • f.TANAH
    • Jenis Tanah Pada Kawasan Danau Ranau, merupakan tanah yang terbentuk dari hasil proses vulkanik, Umumnya tanah yang terbentuk dari proses vulkanik mempunyai kesuburan tinggi karena pelapukan batuan vulkanik menghasilkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Unsur-unsur pembentuk lapisan tanah di kawasan danau Ranau berupa bahan vulkan, sedimen, plutonik masam dan batuan basal setempat yang ditutupi oleh bahan tufa masam Ranau.
  • Gambar.7. Greath Soil Group
    Jenis tanah yang berada di kawasan danau Ranau terbagi menjadi 6 grup lapisan tanah utama (great soil group), yang tersebar dari puncak gunung Seminung hingga arah bukit Barisan Selatan, yaitu:

    • Sulfaquents: merupakan tanah yang belum berkembang dan tidak memiliki sifat vertik. Grup tanah ini mempunyai kondisi akuik, selalu jenuh air, matriksnya tereduksi pada semua horison dibawah kedalaman 25 cm,dan memiliki bahan sulfidik di dalam 50 cm dari permukaan tanah mineral. Penyebaran lapisan tanah ini memanjang dari sisi utara hingga selatan kaki gunung Seminung dan berbatasan langsung dengan perairan danau Ranau, mulai dari Pekon Heni Arong hingga Kawasan Wisata Terpadu Seminung Lumbok Resort. Sulfaquents berada pada formasi satuan batuan gunung api kuarter muda (Qhv), dengan ketinggian 560 mdpl -- 670 mdpl, dengan kelas kelerengan 15-25%. Jenis tanah pada grup sulfaquents tergolong jenis Gleisol Tionik yang dicirikan dengan adanya horizon sulfuric atau bahan sulfudik pada kedalaman kurang dari 125 cm dengan warna matriks cokelat (10 YR 4/3), tekstur tanah lempung liat berdebu, konsistensi tanah agak lekat, serta memiliki pori mikro dan pori makro sedikit, pH rendah - netral, dan tingkat kejenuhan air yang tinggi (drainase terhambat), kapasitas tukar kation (KTK) dan kejebuhan basa (KB) sangat tinggi.
    • Dystropepts, merupakan jenis tanah yang masuk dalam ordo Inceptisol merupakan tanah muda. Umumnya mempunyai horison kambik. Karena tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur. Jenis tanah Dystropepts merupakan tanah agak lapuk, iklim panas dengan nilai jenuh tanah bawah basa yang rendah, berpenampang dalam, tekstur bervariasi dari halus sampai kasar, drainase baik. Penyebaran grup tanah dystropepts, berada pada formasi Hulu Simpang (tomh) dan formasi batuan gunung api kuarter tua (Qv) yang tersebar mulai dari pekon Kaagungan hingga Tawan Sukamulya, mulai dari tepian danau Ranau di bagian selatan yang memanjang hingga perbukitan Bukit Barisan dengan ketinggian 550 mdpl -- 1.200 mdpl dan kelas kelerengan 0-8% dan 25-40%. Jenis tanah pada grup ini adalah kambisol distrik yang dicirikan dengan tingkat kejenuhan basa yang rendah (<50%) pada horison B, horison B kambik yaitu tidak mempunyai kenaikan liat secara nyata, dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) liat > 16 cmol(+)/kg, tanpa gejala hidromorfik (tanah yang terbentuk dan berkembang dibawah pengaruh air secara terus menerus) sampai kedalaman 50 cm dari permukaan. Tanah kambisol atau tanah inceptisol rawan akan mengalami erosi dan pencucian hara, karena lapisan tanahnya yang dangkal. Saat ini penggunaan lahan sebagian besar untuk kebun campuran.
    • Tropaquepts, adalah great group dari ordo tanah Inseptisol dengan subordo Aquept yang memiliki regim suhu tanah isomesik atau lebih panas, berasal dari batuan dan materi aluvial dan bersifat masam. Aquept merupakan tanah-tanah yang mempunyai rasio natrium dapat tukar (ESP) sebesar 15% atau lebih (rasio adsorpsi natrium), (SAR) sebesar 13% atau lebih pada setengah atau lebih volume tanah di dalam 50 cm dari permukaan tanah mineral, penurunan nilai ESP (SAR) mengikuti peningkatan kedalaman yang berada di bawah 50 cm, dan air tanah di dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral selama sebagian waktu dalam setahun (Soil survey staff, 1998). Group tanah tropaquepts berada pada satuan batuan formasi hulusimpang (tomh) dan formasi vulkanik muda (Qv). Penyebaran tanah ini sebagian besar berada di pekon Lumbok hingga pekon Lumbok Timur, dan sebagian kecil berada di pekon Sukabanjar dan Tawan Sukamulya mulai dari ketinggian 560 mdpl hingga 730 mdpl, dengan tingkat kelerengan antara 0-15%. Berdasarkan peta tanah, jenis tanah pada group ini adalah gleisol haplik,yang memiliki ciri tanah dengan horison B argilik (lempung) dengan kadar liat tinggi, penurunan kadar liat < 20% terhadap liat maksimum di dalam kedalaman 150 cm dari permukaan, kandungan bahan mudah lapuk < 10% di dalam kedalaman 50 cm dari permukaan, tidak mempunyai plintit sampai 125 cm dari permukaan, tidak mempunyai sifat vertik dan ortoksik, sebagian besar lahan berjenis tanah ini dimanfaatkan untuk pertanian lahan basah, dan kolam.
    • Humitropepts, merupakan grup tanah yang mengandung liat dengan ketebalan yang cukup dalam, terbentuk di daerah yang lembab dengan kandungan organik yang tinggi dipermukaannya (horizon A). Penyebaran lapisan tanah ini berada di bagian tengah gunung Seminung hingga ke pekon lumbok dan pekon lumbok Timur, mulai dari ketinggian 640 mdpl sampai 1050 mdpl, dengan kelas kelerengan 25%-40% dan > 40%. Jenis tanah pada grup tanah ini adalah kambisol humik dengan penciri mempunyai horison A umbrik atau kadar C organik 12 kg/m3, Ketebalan 18 cm, berwarna gelap (value/chroma 3), dan Kejenuhan Basa (KB) < 50%. Pemanfaatan lahan saat ini adalah ladang dan hutan sekunder.
    • Dystrandepts,merupakan grup tanah yang memiliki tekstur tanah umumnya lempung berpasir, pH masam (pH < 5), kandunga C-organik dan N tanah yang sangat rendah, dan KTK yang tinggi. Penyebaran tanah ini lebih sempit dan berada dibagian puncak gunung Seminung pada ketinggian 750 mdpl hingga 1.350 mdpl. Jenis tanah pada group ini adalah tanah Andosol yang dicirikan dengan Mempunyai horison A molik atau umbrik di atas horison B kambik, pada kedalaman 35 cm mempunyai satu atau keduanya: (a) bulk density < 0,90 g/cm3 dan didominasi oleh bahan amorf, (b) >60% abu volkan atau bahan piroklastik. Penggunaan lahan pada jenis tanah berupa hutan sekunder.
    • Troporthents,merupakan grup tanah yang paling sempit, keberadaannya berada pada bagian puncak hingga kaldera gunung Seminung, pada ketinggian lebih dari 1.350 mdpl. adalah Orthents utama daerah intertropis yang memiliki rezim kelembaban udic. Sebagian besar troporthents berada pada kelerengan sedang hingga curam yang berasal dari bentukan geologi alami yang masih baru. Troporthents memiliki beberapa reaksi, tergantung sifat dari bahan induk, tetapi sebagian besar bereaksi masam. Troporthents adalah Orthents yang memiliki rezim suhu isomesik atau iso yang hangat ; tidak kering di beberapa atau semua bagian dengan kelembaban sebanyak 90 hari kumulatif hampir sepanjang tahun dan (3) memiliki salinitas < 2 mmhos per sentimeter pada suhu 25 0C di semua sub horizon atas dimana kedalaman berikutnya setidaknya: terdapat kontak litik atau paralitik, pada kedalaman 1,25 m jika ukuran kelas partikel berpasir; 90 cm jika berlempung dan 75 cm jika berliat. Jenis tanah pada grup tropothents adalah tanah regosol. Ciri-ciri tanah regosol, adalah Tanah yang mempunyai horison A umbrik, okrik atau histrik dengan ketebalan 25 cm, tidak mempunyai horison penciri lainnya (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm bahan baru), Tanah bertekstur kasar (pasir, pasir berlempung). Sebagian besar grup troporthents masuk dalam kawasan hutan lindung Register 9b Bukit Palakiah.

  • Keterangan
    2.7.6 Aspek Sosial Budaya
    a. Jumlah Penduduk

    • Jumlah penduduk di Kecamatan Lumbok Seminung pada tahun 2012 berjumlah 6721 orang terdiri dari 3762 orang laki-laki dan 2959 orang perempuan. Rasio jenis kelamin Kecamatan Lumbok Seminung Tahun 2012 sebesar 97 persen, yang artinya daerah ini mempunyai jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari pada penduduk perempuan. Seperti terlihat pada Tabel 2.11
  • Tabel 2.8.1
    Jumlah Penduduk
    Di Kecamatan Lumbok Seminung Tahun 2012

    Kecamatan

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    12. 12
    13. 13
    14. 14
    15. 15
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
    Lihat Inovasi Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun