Mohon tunggu...
Apriyan Sucipto SHMH
Apriyan Sucipto SHMH Mohon Tunggu... ASN -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Proletarian..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keindahan Danau Ranau Beserta Kekayaan Potensinya

20 Desember 2017   11:57 Diperbarui: 20 Desember 2017   15:00 5049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 DANAU RANAU

Dalam Konstelasi wilayah Kabupaten Lampung Barat Kawasan Danau Ranau terletak di Kecamatan Lumbok Seminung. Untuk lebih jelasnya Orientasi wilayah perencanaan Kawasan Danau Ranau dapat dilihat pada

Gambar 3. Kawasan Danau Ranau, Kemen PU, 2014

Letak secara geografis dan batasan administrasi Kawasan Danau Ranau di Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut :

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Banding Agung, Kecamatan BPR Ranau Tengah Kabupaten OKU Selatan
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lumbok Seminung dan Kec Karya Pengawa
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lemong kab Pesisir Barat dan Pekon Tawan, Sukabanjar Kab Lampung Barat
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat

Kawasan Danau Ranau memiliki luas sekitar 128 km dimana 85,33 km berada dalam wilayah Kabupaten OKU Selatan, sedangkan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Lampung.Barat. Kecamatan yang terkait dengan kawasan Danau Ranau yaitu Kecamatan Lumbok Seminung yang memiliki luas lahan 223,1 Km dengan proporsi luas lahan terhadap luas Kabupaten Lampung Barat % memiliki jumlah 4 desa/kelurahan, yang terkait dengan kawasan Danau Ranau Jarak Ibukota Kecamatan Lumbok Seminung (Lumbok) ke Ibukota Kabupaten Liwa yaitu 10 Km, Untuk lebih jelasnya mengenai nama desa dan luas wilayah dan batas administrasi Kawasan Danau Ranau dapat terlihat pada Tabel3.1

  • Tabel 3.1
  •  Luas Wilayah Dan Proporsi Luas Lahan Tahun 2012-2015

No.

Kecamatan

Desa

Luas Wilayah (Km2)

Proporsi Luas Lahan

1

Lumbok Seminung
Lumbok

223.1

 

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambar 3.2 Peta Wilayah Rencana Zonasi Danau Ranau(SIG-APN)2016
  • 3.2 Potensi dan Kegiatan Pemanfaatan lahan di Danau Ranau

 3.2.1 Pemanfaatan Lahan

  • Secara garis besar pola pemanfaatan lahan di Kecamatan Lumbok Seminung meliputi hutan lindung, hutan suaka alam, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perkebunan, pemukiman dan perikanan danau.

3.2.2 Sumber Daya Hutan

  • Sebagian besar wilayah Lampung Barat merupakan kawasan lindung, yang didominasi oleh Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Kawasan ini membentang dari barat daya sampai tenggara yang merupakan bagian gugus Bukit Barisan. Di bagian selatan TNBBS terdapat 33.358 Ha hutan produski terbatas dan di sebelah timurnya terdapat Hutan lindung. Secara rinci tentang status hutan di Kabupaten Lampung Barat, adalah sebagaimana yang dapat terlihat pada Tabel 2.9

Tabel 3.2.2 Luas dan Fungsi Hutan

di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2009-2012

No

Nama kawasan

 

Luas Fungsi Hutan

 

Hutan lindung

Hutan produksi

HPT

  • Gunung Seminung

420,00

-

-

  • Bukit Serarukuh

1.596,10

-

-

  • Krui Utara

14.030,00

-

-

  • Way Tenong Kenali

13.040,00

-

-

  • Bukit Rigis

8.345,00

-

-

  • Palakiah

1.800,17

-

-

  • Kel. HL Pesisir

9.360,50

-

-

  • HL Pesisir (eks HPK)

331,60

-

-

  • el. HPT Pesisir

-

-

33.358

 
Jumlah / Total

48.873,2

-

33.358

3.2.3Aspek --Aspek Danau Ranau

Aspek -- Aspek Geografi merupakan gambaran secara detail tentang situasi dan karakter perairan air tawar Danau Ranau, Aspek geografi terdiri atas lingkungan fisik dan/atau Topografi dan non fisik. Aspek geografi yang termasuk lingkungan fisik, antara lain topologi, biotik dan abiotik, Iklim, Kemiringan Lahan, Geologi dan hidrologi.

  • a.Hidrologi

Danau Ranau merupakan outlet dari sub DAS Komering, yang merupakan bagian dari DAS MUSI. Luas sub DAS Komering 407.898,78 Ha, sedangkan luas Outlet Danau Ranau mencapai 508 km2 (50.800 Ha) yang terdiri dari luas daratan dan luas perairan. Luas perairan Danau Ranau mencapai 12.623,52 Ha (beberapa literatur menyebutkan luas danau Ranau adalah 12.551,23 Ha), dan luas daratan (daerah tangkapan air) mencapai 38.176,48 Ha, dengan panjang total garis sempadan danau mencapai: 64,7 km. Sisi darat menjadi catchment area bagi danau Ranau, maupun sungai-sungai yang alirannya memasuki perairan danau Ranau. Secara administratif perairan danau Ranau terbagi menjadi dua wilayah, yaitu:

  • Perairan danau seluas 2.792,19 Ha (22,12%) masuk kedalam wilayah administrasi Kabupaten Lampung Barat (Provinsi Lampung), dengan panjang garis sempadan danau 23,6 km.
  • Perairan danau seluas 9.831.33 Ha (77,88%) berada di wilayah administrasi Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Panjang garis sempadan danau Ranau mencapai 41,1 km

Berdasarkan data dari BPDAS wilayah VII Musi, jumlah sungai yang bermuara di Danau Ranau sebanyak 40 sungai. Sungai terpanjang adalah sungai Way Warkuk dengan panjang badan sungai mencapai 26 km. Muara atau bagian hilir sungai Way Warkuk berada di Kota Batu (Kecamatan Warkuk Ranau Selatan Kab. OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan), sedangkan bagian tengah dan hulu sungai Way Warkuk berada di Kecamatan Sukau dan Balik Bukit (Kabupaten Lampung Barat). Sungai Way Warkuk merupakan sungai utama penyuplai air bagi danau Ranau, diperkirakan besar debit rata-rata sungai Way Warkuk mencapai 18,5 m3/dtk/tahun. Pintu keluar air dari danau Ranau adalah sungai Komering yang merupakan sub Das dari sungai Musi yang bagian hilirnya berada di selat Bangka. Saat ini sungai Komering yang berada di Kecamatan Banding Agung telah dibangun PLTA. Data Teknis Danau Ranau berdasarkan dokumen Rencana Terpadu Pengelolaan DAS MUSI sebagai berikut:

1. elevasi : 550 mdpl

2. elevasi muka air tertinggi: 543 m

3. elevasi muka air normal : 542.5 m

4. elevasi muka air terendah: 540,5 m

5. Kedalaman maksimum: 220 m

6. Kapasitas tampung efektif: 254 juta m3

7. Debit banjir 1000 tahunan: 1.767 m3/detik

Terkait kondisi fisik lainnya, berdasarkan hasil penelitian Sulastri tahun 1999, Ketinggian (altitude) muka air danau adalah 540 mdpl, dan kedalaman rata-ratanya 174 m, sedangkan kedalaman maksimumnya 229 m. Volume air 21,95 km3.

Sebagai catchment area danau Ranau antara lain gunung Seminung dengan ketinggian 1.880 mdpl. Di kaki Gunung Seminung terdapat sumber air panas alam yang keluar dari dasar danau. mata air panas yakni di mata air panas Kota Batu, Ujung, dan mata air panas Way Wahid. Daerah resapan (catchment area) untuk wilayah sungai Way Warkuk berupa kawasan Hutan Lindung (HL) seluas 7.192,17 Ha, yang terbagi ke dalam HL register 9 b Gn, Seminung (420 ha), HL reg 48 b Bukit Palakiah (1.800,17 ha), dan sebagian kawasan dari HL reg 43 b Krui Utara seluas 4.972 ha (luas total HL reg 43 b 14.030 Ha). Berdasarkan Keputusan Presiden nomor 26 tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah, wilayah danau Ranau masuk dalam Cekungan Air Tanah (CAT) Ranau, yang merupakan CAT lintas propinsi, dengan luas CAT 1.501 Km2. CAT Ranau meliputi wilayah administrasi Kabupaten Lampung Barat (Provinsi Lampung) dan OKU Selatan (Provinsi Sumatera Selatan) dengan koordinat 0430' 57.72" - 05 07' 37.16" Lintang Selatan sampai 10335' 23.27" - 104 18' 54.65" Bujur Timur. Berikut adalah data hidrologi (air) disekitar perairan air tawar danau ranau ;

Kecerahan
(m) 15-20 20-25
Suhu (oC)
26,0-26,5 26,0-26,7
DHL (mhos/cm)
280-320 310-340
Warna air
Hijau-Biru Hijau
Oksigen (mg/l)
7,20-9,20 6,96-8,04
CO2-bebas (mg/l)
0-1,76 0-1,76
pH air
8,0-8,5 8,0-8,2
Alkalinitas (mg/l)
57-70 58-62
Hardness (mg/)
56-62 56-60
NO3-N (mg/l)
0,10-0,21 0,20- 0,32
NH3-N (mg/)
0,01-0,15 0,18-0,48
PO4-P (mg/l)
0,015-0,045 0,038-0,062

Tabel 1. Kualitas air Danau Ranau tahun 2010 (Budi. Teguh, BMKG)

Secara keseluruhan daerah ini merupakan hulu dari sungai-sungai besar di Provinsi Lampung. Oleh sebab itu, daerah ini memegang peranan penting dalam sistem hidrologi Provinsi Lampung, yaitu sebagai daerah tangkapan air (catchment area) dan hulu dari sungai-sungai besar yang mempengaruhi keadaan iklim secara keseluruhan. Sungai-sungai tersebut diantaranya adalah Way Besai, Way Umpu, Way Semangka, Way Sekampung, Way Seputih, Way Tulang Bawang dan Way Mesuji.

  •  Iklim
  • Kelembaban udara daerah ini tergolong basah (udic) yang berkisar antara 50 -- 80% dengan curah hujan tahunan yang tinggi yaitu > 2000 mm dengan suhu berkisar antara 20-250C. Wilayah perencanaan memiliki iklim tropis dan basah, Berdasarkan kondisi cuaca curah hujan tinggi. Secara umum wilayah dengan curah hujan tinggi akan mempunyai cadangan air hujan yang tinggi pula. Sedangkan dibalik itu air hujan yang berlebihan dapat menimbulkan erosi yang besar.

Hujan dalam mm

Jan

Peb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nop

Des

2016

x

193

292,1

273

158

x

x

106

149

110

Tabel 2. Data Curah Hujan periode januari 2016 -- Oktober 2016 (Budi. Teguh dkk, BMKG) Parameter Januari 2016 - Oktober 2016

Klasifikasi iklim tipe B menurut Schmidt and Ferguson. Kelembaban udara daerah ini tergolong basah (udic) yang berkisar antara 50 -- 80% dengan curah hujan tahunan yang tinggi yaitu > 2000 mm dengan suhu berkisar antara 20-250C. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Kppen-Geiger kawasan danau Ranau masuk dalam klasifikasi iklim hutan hujan tropis (Af), dengan suhu rata-rata 23.9 C. Curah hujan rata-rata tahunan 2.775 mm. Bulan terkering adalah Juli, dengan curah hujan 118 mm. Rata-rata curah hujan bulanan 309 mm, dengan curah hujan tertinggi di bulan Januari. April adalah bulan terhangat sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 24.3 C dan bulan Juli memiliki suhu rata-rata terendah yaitu 23.4 C.

  • Berdasarkan data iklim yang diterbitkan oleh http://id.climate-data.org, untuk Pekon Sukabanjar, Lumbok, dan Heni Arong sebagai berikut:
  • Iklim Suka Banjar diklasifikasikan sebagai hutan hujan tropis (Af) berdasarkan klasifikasi iklim Kppen-Geiger. Suhu rata-rata tahunan adalah 20.8 C, dan curah hujan mencapai 2.859 mm/tahun. Curah hujan terendah di bulan Juli, dengan rata-rata 108 mm dan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dengan rata-rata 325 mm. Bulan April adalah bulan terpanas sepanjang tahun, dengan suhu 21,3 C, sedangkan suhu terendah terjadi dibulan Januari dengan suhu berkisar antara ;
  • Iklim Lumbok diklasifikasikan sebagai hutan hujan tropis (Af) berdasarkan klasifikasi iklim Kppen-Geiger. suhu rata-rata tahunan adalah 23.4 C, dengan curah hujan mencapai 2.789 mm/tahun. Curah hujan paling sedikitl terlihat pada Juli sebesar 116 mm. Rata-rata curah hujan bulanan sebesar 309 mm, bulan Januari merupakan bulan terbasah . Suhu tertinggi rata-rata pada April, sekitar 23.9 C dan bulan Juli memiliki suhu rata-rata terendah sebesar 23.0 C. Fluktuasi curah hujan antara bulan terkering dan bulan terbasah adalah 193 mm dan suhu rata-rata bervariasi menurut kisaran 0.9 C.
  • Iklim di pekon Heni Arong menurut Kppen dan Geiger diklasifikasikan sebagai tipe iklim Af (iklim hutan hujan tropika), yang dicirikan dengan suhu rata-rata 20.5 C dengan curah hujan tahunan rata-rata adalah 2.854 mm. Bulan terkering di bulan Juli (105 mm), dan bulan terbasah pada bulan Januari (330 mm). Bulan April adalah bulan terhangat sepanjang tahun (21.0 C) dan Januari adalah bulan terdingin sepanjang tahun (20.2 C). Terdapat perbedaan sebesar 225 mm dari presipitasi antara bulan terkering dan bulan terbasah. Variasi dalam suhu tahunan adalah sekitar 0.8 C.

c.Topografi

Topografi wilayah Kabupaten Lampung Barat dibagi 3 (Tiga) wilayah topografi yakni: 1. Daerah dataran rendah ( 0 sampai dengan 600 m dpl ) 2. Daerah berbukit ( ketinggian 600 m dpl )3. Daerah pegunungan ( ketinggian 1000 m sampai 2000 m dpl) Topografi yang sangat variatif, mulai dari datar (pantai) sampai begelombang (gunung dan perbukitan). Keunikan lain dari kabupaten ini adalah bahwa sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan lindung dengan status Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Hutan Lindung. Gunung Seminung, yang berada pada Daerah Kawasan Danau Ranau, Ketinggian tempat bervariasi, mulai dari 330 mdpl (perkiraan dasar danau), 550 mdpl disepanjang badan danau, hingga ketinggian mencapai 1880 mdpl yang merupakan puncak gunung Seminung.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambar.3. Kontur Topografi Kawasan Danau Ranau, (Budi. Teguh / SIG-Apn / BMKG / 2016)

Gambar 4. Kontur Topografi dan Peta Batimetri Kawasan Danau Ranau, BMKG / 2016)

  • Topografi Wilayah Danau Ranau Sebagian besar bergelombang, serta berbukit, dengan kelerengan yang curam hingga berbatasan dengan tepi danau. Garis sempadan danau umumnya berupa tepian yang terjal dengan permukaan lahan yang mengarah ke perairan danau cenderung sempit, dan dalam.
  • Kawasan danau ranau terbagi menjadi 5 kelas lereng, yaitu:
  • Kelas A dengan kelerengan 0-8%, dengan luas areal 644 Ha, meliputi wilayah pekon Kaagungan, dan pekon Lumbok, serta sisi tepian danau di pekon Sukabanjar dan Pekon Tawan Sukamulya.
  • Kelas B dengan kelerengan 8%-15%, dengan luas areal 692 Ha, meliputi hampir keseluruhan sempadan danau Ranau.
  • Kelas C dengan kelerengan 15%-25%, dengan luas areal 658 Ha
  • Kelas D dengan kelereng 25%-40%, dengan luas areal 634 Ha
  • Kelas E dengan kelerangan > 40%, dengan luas areal 521 Ha.

Gambar.5. kelas kelerengan danau Ranau

  • d.Kemiringan Lahan

Dilihat dari faktor kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Lampung Barat memiliki kemiringan lereng yang cukup bervariasi yaitu sebagai berikut:

Kemiringan lereng antara 0 -- 3 %, menunjukkan daerah dataran atau hampir datar. Wilayah dengan kemiringan lereng ini mempunyai kemampuan lebih luas untuk digunakan dibandingkan dengan wilayah terjal. Menurut Mabbery (1972), kemiringan lereng 0 -- 5 %, lahannya dapat digunakan untuk peruntukkan rekreasi umum, bangunan terstruktur, perkotaan umum, jalan, sistem septik, perumahan konvensional, pusat perdagangan, jalan raya, lapangan terbang, jalan kereta api, dsb.

Kemiringan lereng antara 3 -- 7 %, menunjukkan daerah dengan kemiringan landai. Wilayah dengan kemiringan ini masih dapat digunakan untuk pembangunan berbagai sumber daya buatan kecuali untuk lapangan terbang dan jalan kereta api.

Kemiringan lereng antara 7 -- 10 %, menunjukkan daerah yang cukup miring. Wilayah dengan kemiringan ini masih memiliki kemampuan untuk pembangunan rekreasi umum, bangunan terstruktur, pembangunan daerah perkotaan, perumahan konvensional, jalan umum, dan kurang baik untuk pembangunan sistem septik, jalan raya, lapangan terbang, dan jalan kereta api.

Kemiringan lereng > 40 %, menunjukkan daerah yang sangat terjal/curam. Kemiringan lereng > 40 % dengan tutupan lahan hutan dapat dikategorikan sebagai kawasan hutan lindung.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Tabel 4. Peta Kontur Kawasan Danau Ranau, BMKG / GIS-Apn/2016

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambar 5. Peta Danau Ranau berdasarkan kemiringan lahan dan jenis tanah (GIS-APN/2016)
  • e.Geologi

Wilayah Kabupaten Lampung Barat secara geologi cekungan yang terbentuk zaman tersier ini sejak lama dikenal sebagai cekungan minyak bumi yang juga kaya akan endapan batubara. Batuan yang mengisi cekungan sumatera Batuan yang umum dijumpai di Kabupaten Lampung Barat adalah endapan gunung api, batu pasir neogen, granit batu gamping, metamorf, tufa lempung, dan alluvium, formasi tufa masam dari debu gunung api di sekitar Bukit Barisan. Sedangkan endapan gunung api menutupi sebagian besar wilayah dan kadang-kadang dijumpai endapan emas dan perak serta mineral logam lainnya sebagai mineral ikutan. Berikut adalah skema pembagian sebaran geologi disekitar danau ranau ;

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambarl 5. Peta Geologi Baturaja, (Budi. Teguh,/ GIS-APN/ BMKG / 2016)

Secara fisiografis kawasan danau Ranau masuk dalam bagian Bukit Barisan dan Tinggian Lampung. Pegunungan Barisan (Barisan Mountain Range), merupakan busur vulkanik serta menempati bagian barat pulau Sumatera dan didominasi batuan berumur perm-karbon hingga mesozoikum.

  • Geomorfologi di kawasan danau Ranau, masuk dalam grup landform Vulkanik. Grup vulkanik terbentuk karena aktivitas volkan/gunung berapi. Grup ini dicirikan oleh bentukan kerucut volkan, aliran lahar atau wilayah yang merupakan akumulasi bahan vulkanik. Secara umum bentuk lahan ini dapat dibedakan berdasarkan litologi induknya yaitu dari jenis andesitis dan basal yang terletak pada ketinggian 25 -- 200 meter dari permukaan laut. Lereng atas dan lereng tengah telah mengalami pengikisan lanjut, berlereng curam dengan lereng lebih dari 30% sedangkan lereng bawahnya kurang dari 16%.
  • Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Kotaagung (Amin dkk, 1993) dan Lembar Baturaja (Gafoer dkk, 1993), Kawasan danau Ranau tersusun oleh beberapa formasi, yaitu:
  • Satuan Batuan Breksi Gunung Api tuf atau batuan gunung api kuarter muda(Qhv), dengan luas 5.038,32 ha, tersebar dibagian Timur danau Ranau, yang wilayahnya meliputi gunung Seminung, pekon Kaagungan hingga desa Kota Batu (OKU Selatan), berumur plistosen-holosen. Formasi ini tersusun oleh breksi, lava, dan tuf yang bersusunan andesit sampai basal. Breksi dan lava berwarna abu-abu kehitaman, agak kompak, terpilah buruk, berukuran kerikil sampai bongkah, bentuk menyudut sampai menyudut tanggung yang terdiri dari andesit, basal dan batu apung. Tuf berwarna abu-abu kecoklatan, berbutir kasar yang berbentuk menyudut tanggung, terpilah buruk, agak kompak, komposisi andesit, basal, gelas, dan oksida besi.
  • Satuan batuan gunung api Andesit-Basalt atau formasi batuan gunung api kuarter tua (Qv), (berumur plistosen-holosen), memiliki luas 990,32 ha dengan penyebaran di pekon Lumbok dan Keaagungan (bagian selatan danau Ranau). Formasi ini tersusun oleh lava bersusunan andesit sampai basal dan Breksi gunungapi berwarna abu-abu kehitaman, agak kompak, terpilah buruk, berukuran kerikil sampai bongkah, bentuk menyudut sampai menyudut tanggung yang terdiri dari andesit, basal, dan batu apung. Formasi ini berumur Kuarter tua, diendapkan secara selaras diatas Formasi Ranau.
  • Formasi Ranau (QTr) berumur pliosen-plistosen. Penyebaran formasi batuan ini dominan di bagian Utara danau Ranau, yang meliputi Kecamatan Banding Agung, Kecamatan Ranau Tengah, dan Kecamatan Warkuk (Kabupaten OKU Selatan). Formasi Ranau merupakan satuan batuan yang mendominasi Kawasan danau Ranau dengan luas 10.096,73 ha. Formasi ini terdiri dari breksi batuapung, tuf mikaan, tuf batua pung, dan kayu terkersikan, tuf padu dengan sisipan batu lempung berkarbon. Breksi batuapung berwarna abu-abu muda sampai abu-abu kecoklatan, berukuran kerikil sampai kerakal, bentuk menyudut sampai menyudut tanggung, komponen batuapung, andesit, riolit, dan mika dengan massa dasar tuf pasiran.
  • Formasi Hulu Simpang (Tomh) seluas 2.042,13 Ha, penyebaran di bagian barat danau Ranau hingga punggung perbukitan Bukit Barisan, meliputi pekon Sukabanjar, Tawan Sukamulya, hingga Ujung Rembun. Formasi Hulu Simpang (Tomh) merupakan satuan batuan tertua, yang berumur oligosen akhir -- miosen awal yang terdiri dari lava, breksi, gunung api, dan tuf berubah, bersusun andesit sampai basalt, berurat kuarsa dan dijumpai mineral sulfida. Sifat fisik dari formasi Hulu Simpang, antara lain: breksi gunung api berwarna abu-abu kehijauan, berbentuk butir menyudut sampai menyudut tanggung, terpilah buruk, agak kompak, mengandung urat-urat kuarsa, dan pirit. Tuf berwarna abu-abu kehijauan, berbutir halus, terdiri dari mineral gelas, feldspar, kuarsa, mineral gelap, dan butiran-butiran pirit.

Keterangan

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambar.6. Peta Geologi Baturaja, (Budi. Teguh, BMKG / 2016)
  • Berdasarkan formasi batuan dan proses pembentukannya, di kawasan danau Ranau, diperkirakan banyak mengandung batuan andesit, basalt, breksi, travertin, obsidian, batu apung, kuarsit, dan tufa, sedangkan potensi mineral yang ada antara lain pasir besi, dan sulfur. Hal yang terpenting dari proses geologi yang terjadi bahwa kawasan danau Ranau memiliki kandungan geothermal yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Diperkirakan batuan penudung geothermal berada pada kedalaman 100 mdpl pada batuan lava tua dan reservoir pada batuan Formasi Kikim yang berada di bawah vulkanik tua (Formasi Hulu Simpang) dengan komposisi sedimen tufaan yang memiliki sifat porous dengan permeabilitas tinggi. Sistim panas bumi diperkirakan pada batuan ubahan berupa zona argilik sebagai batuan penudung. Tipe air panas didominasi oleh air bikarbonat, berasal dari "magmatic waters" (deep waters) yang naik kepermukaan melalui rekahan-rekahan batuan dengan membawa unsur-unsur volatil, diantaranya CO2. Gas CO2 sehingga fluida tersebut muncul ke permukaan berupa air panas bertipe bikarbonat. Suhu fluida berkisar antara 158C -- 199 C dan termasuk ke dalam entalpi sedang.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Gambar 6. Formasi batuan Kawasan danau Ranau

Morfologi Danau Ranau adalah bentang alam yang berupa kawah sisa aktivitas gunung api (Circular scarf), sedangkan bentukan depresi terjadi akibat aktivitas pergerakan sistem sesar Sumatera. Struktur geologi menunjukkan beberapa bentuk struktural berupa sesar-sesar normal, yang berarah barat laut - tenggara, yaitu : 1) Sesar Talang Kedu mempunyai arah umum baratlaut-tenggara, terletak di barat laut. 2) Sesar Kota Batu berarah baratlaut-tenggara, terletak di timur laut. 3) Sesar Wai Uluhan mempunyai arah umumnya baratlaut-tenggara, terletak di tenggara. 4) Sesar Lombok berarah utara -- selatan, terletak di bagian timur daerah penelitian, sesar ini berjenis sesar normal dengan bagian yang relatif turun adalah blok bagian barat (Danau Ranau). Sesar ini diperkirakan mengontrol munculnya mata air panas lombok.

  • f.TANAH
    • Jenis Tanah Pada Kawasan Danau Ranau, merupakan tanah yang terbentuk dari hasil proses vulkanik, Umumnya tanah yang terbentuk dari proses vulkanik mempunyai kesuburan tinggi karena pelapukan batuan vulkanik menghasilkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Unsur-unsur pembentuk lapisan tanah di kawasan danau Ranau berupa bahan vulkan, sedimen, plutonik masam dan batuan basal setempat yang ditutupi oleh bahan tufa masam Ranau.
  • Gambar.7. Greath Soil Group
    Jenis tanah yang berada di kawasan danau Ranau terbagi menjadi 6 grup lapisan tanah utama (great soil group), yang tersebar dari puncak gunung Seminung hingga arah bukit Barisan Selatan, yaitu:

    • Sulfaquents: merupakan tanah yang belum berkembang dan tidak memiliki sifat vertik. Grup tanah ini mempunyai kondisi akuik, selalu jenuh air, matriksnya tereduksi pada semua horison dibawah kedalaman 25 cm,dan memiliki bahan sulfidik di dalam 50 cm dari permukaan tanah mineral. Penyebaran lapisan tanah ini memanjang dari sisi utara hingga selatan kaki gunung Seminung dan berbatasan langsung dengan perairan danau Ranau, mulai dari Pekon Heni Arong hingga Kawasan Wisata Terpadu Seminung Lumbok Resort. Sulfaquents berada pada formasi satuan batuan gunung api kuarter muda (Qhv), dengan ketinggian 560 mdpl -- 670 mdpl, dengan kelas kelerengan 15-25%. Jenis tanah pada grup sulfaquents tergolong jenis Gleisol Tionik yang dicirikan dengan adanya horizon sulfuric atau bahan sulfudik pada kedalaman kurang dari 125 cm dengan warna matriks cokelat (10 YR 4/3), tekstur tanah lempung liat berdebu, konsistensi tanah agak lekat, serta memiliki pori mikro dan pori makro sedikit, pH rendah - netral, dan tingkat kejenuhan air yang tinggi (drainase terhambat), kapasitas tukar kation (KTK) dan kejebuhan basa (KB) sangat tinggi.
    • Dystropepts, merupakan jenis tanah yang masuk dalam ordo Inceptisol merupakan tanah muda. Umumnya mempunyai horison kambik. Karena tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur. Jenis tanah Dystropepts merupakan tanah agak lapuk, iklim panas dengan nilai jenuh tanah bawah basa yang rendah, berpenampang dalam, tekstur bervariasi dari halus sampai kasar, drainase baik. Penyebaran grup tanah dystropepts, berada pada formasi Hulu Simpang (tomh) dan formasi batuan gunung api kuarter tua (Qv) yang tersebar mulai dari pekon Kaagungan hingga Tawan Sukamulya, mulai dari tepian danau Ranau di bagian selatan yang memanjang hingga perbukitan Bukit Barisan dengan ketinggian 550 mdpl -- 1.200 mdpl dan kelas kelerengan 0-8% dan 25-40%. Jenis tanah pada grup ini adalah kambisol distrik yang dicirikan dengan tingkat kejenuhan basa yang rendah (<50%) pada horison B, horison B kambik yaitu tidak mempunyai kenaikan liat secara nyata, dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) liat > 16 cmol(+)/kg, tanpa gejala hidromorfik (tanah yang terbentuk dan berkembang dibawah pengaruh air secara terus menerus) sampai kedalaman 50 cm dari permukaan. Tanah kambisol atau tanah inceptisol rawan akan mengalami erosi dan pencucian hara, karena lapisan tanahnya yang dangkal. Saat ini penggunaan lahan sebagian besar untuk kebun campuran.
    • Tropaquepts, adalah great group dari ordo tanah Inseptisol dengan subordo Aquept yang memiliki regim suhu tanah isomesik atau lebih panas, berasal dari batuan dan materi aluvial dan bersifat masam. Aquept merupakan tanah-tanah yang mempunyai rasio natrium dapat tukar (ESP) sebesar 15% atau lebih (rasio adsorpsi natrium), (SAR) sebesar 13% atau lebih pada setengah atau lebih volume tanah di dalam 50 cm dari permukaan tanah mineral, penurunan nilai ESP (SAR) mengikuti peningkatan kedalaman yang berada di bawah 50 cm, dan air tanah di dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral selama sebagian waktu dalam setahun (Soil survey staff, 1998). Group tanah tropaquepts berada pada satuan batuan formasi hulusimpang (tomh) dan formasi vulkanik muda (Qv). Penyebaran tanah ini sebagian besar berada di pekon Lumbok hingga pekon Lumbok Timur, dan sebagian kecil berada di pekon Sukabanjar dan Tawan Sukamulya mulai dari ketinggian 560 mdpl hingga 730 mdpl, dengan tingkat kelerengan antara 0-15%. Berdasarkan peta tanah, jenis tanah pada group ini adalah gleisol haplik,yang memiliki ciri tanah dengan horison B argilik (lempung) dengan kadar liat tinggi, penurunan kadar liat < 20% terhadap liat maksimum di dalam kedalaman 150 cm dari permukaan, kandungan bahan mudah lapuk < 10% di dalam kedalaman 50 cm dari permukaan, tidak mempunyai plintit sampai 125 cm dari permukaan, tidak mempunyai sifat vertik dan ortoksik, sebagian besar lahan berjenis tanah ini dimanfaatkan untuk pertanian lahan basah, dan kolam.
    • Humitropepts, merupakan grup tanah yang mengandung liat dengan ketebalan yang cukup dalam, terbentuk di daerah yang lembab dengan kandungan organik yang tinggi dipermukaannya (horizon A). Penyebaran lapisan tanah ini berada di bagian tengah gunung Seminung hingga ke pekon lumbok dan pekon lumbok Timur, mulai dari ketinggian 640 mdpl sampai 1050 mdpl, dengan kelas kelerengan 25%-40% dan > 40%. Jenis tanah pada grup tanah ini adalah kambisol humik dengan penciri mempunyai horison A umbrik atau kadar C organik 12 kg/m3, Ketebalan 18 cm, berwarna gelap (value/chroma 3), dan Kejenuhan Basa (KB) < 50%. Pemanfaatan lahan saat ini adalah ladang dan hutan sekunder.
    • Dystrandepts,merupakan grup tanah yang memiliki tekstur tanah umumnya lempung berpasir, pH masam (pH < 5), kandunga C-organik dan N tanah yang sangat rendah, dan KTK yang tinggi. Penyebaran tanah ini lebih sempit dan berada dibagian puncak gunung Seminung pada ketinggian 750 mdpl hingga 1.350 mdpl. Jenis tanah pada group ini adalah tanah Andosol yang dicirikan dengan Mempunyai horison A molik atau umbrik di atas horison B kambik, pada kedalaman 35 cm mempunyai satu atau keduanya: (a) bulk density < 0,90 g/cm3 dan didominasi oleh bahan amorf, (b) >60% abu volkan atau bahan piroklastik. Penggunaan lahan pada jenis tanah berupa hutan sekunder.
    • Troporthents,merupakan grup tanah yang paling sempit, keberadaannya berada pada bagian puncak hingga kaldera gunung Seminung, pada ketinggian lebih dari 1.350 mdpl. adalah Orthents utama daerah intertropis yang memiliki rezim kelembaban udic. Sebagian besar troporthents berada pada kelerengan sedang hingga curam yang berasal dari bentukan geologi alami yang masih baru. Troporthents memiliki beberapa reaksi, tergantung sifat dari bahan induk, tetapi sebagian besar bereaksi masam. Troporthents adalah Orthents yang memiliki rezim suhu isomesik atau iso yang hangat ; tidak kering di beberapa atau semua bagian dengan kelembaban sebanyak 90 hari kumulatif hampir sepanjang tahun dan (3) memiliki salinitas < 2 mmhos per sentimeter pada suhu 25 0C di semua sub horizon atas dimana kedalaman berikutnya setidaknya: terdapat kontak litik atau paralitik, pada kedalaman 1,25 m jika ukuran kelas partikel berpasir; 90 cm jika berlempung dan 75 cm jika berliat. Jenis tanah pada grup tropothents adalah tanah regosol. Ciri-ciri tanah regosol, adalah Tanah yang mempunyai horison A umbrik, okrik atau histrik dengan ketebalan 25 cm, tidak mempunyai horison penciri lainnya (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm bahan baru), Tanah bertekstur kasar (pasir, pasir berlempung). Sebagian besar grup troporthents masuk dalam kawasan hutan lindung Register 9b Bukit Palakiah.

  • Keterangan
    2.7.6 Aspek Sosial Budaya
    a. Jumlah Penduduk

    • Jumlah penduduk di Kecamatan Lumbok Seminung pada tahun 2012 berjumlah 6721 orang terdiri dari 3762 orang laki-laki dan 2959 orang perempuan. Rasio jenis kelamin Kecamatan Lumbok Seminung Tahun 2012 sebesar 97 persen, yang artinya daerah ini mempunyai jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari pada penduduk perempuan. Seperti terlihat pada Tabel 2.11
  • Tabel 2.8.1
    Jumlah Penduduk
    Di Kecamatan Lumbok Seminung Tahun 2012

    Kecamatan

    Laki-Laki

    Perempuan

    TTLLumbok Seminung

    3762

    2959

     

    6721 

     


    • b. Struktur Mata Pencaharian Penduduk
  • Jumlah penduduk yang bekerja di Kecamatan Lumbok Seminung pada tahun 2012 berjumlah 6721 orang, dimana sebanyak 76 % bekerja di sektor perkebunan, sebanyak. 13% bekerja di sektor pertanian padi palawija,sektor jasa 9 % sisanya bekerja di sektor perdagangan 2 %,. Secara lerinci terlihat pada Tabel 2.8.2
    Tabel 2.8.2
    Mata Pencaharian Penduduk
    Di Kecamatan Lumbok Seminung Tahun 2012

    Kecamatan

    Perkebunan

    Pertanian/Perikanan

    Perdagangan

    JasaLumbok Seminung

    5722 723

     

    123

     

    621
     
     


    • c. TingkatPendidikan Penduduk
  • Mengingat bahwa penduduk Kecamatan Lumbok Seminung masih tergolong penduduk muda, berarti mereka umumnya berada pada usia sekolah. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maka dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, terlebih-lebih dalam rangka mensukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Seperti terlihat dalam Tabel 2.13
    Tabel 2.13
    Jumlah Sekolah
    Menurut Jenjang Pendidikan
    Di Kecamatan Lumbok Seminung Tahun 2012

    Kecamatan

    TK

    SD

    SMP

    SMALumbok Seminung

    0

    30 

    50

     

    10


    •   PemelukAgama
  • Pada umumnya penduduk Kecamatan Lumbok Seminung menganut agama Islam, Ciri khas budaya masyarakat di sekitar kawasan obyek wisata ini adalah masyarakat gotong-royong, ramah tamah dalam menyambut warga pendatang. Adat istiadat lainnya dengan adanya agama Islam masyarakat pada kawasan ini cukup taat dalam manjalankan ibadah sesuai ajaran dan syariah Islam. Seperti terlihat dalam Tabel 2.14
    Tabel 2.14
    Jumlah Pemeluk Agama
    Di Kecamatan Lumbok Seminung Tahun 2012

    Kecamatan

    Islam

    Kristen

    Budha

    HinduLumbok Seminung

    9321

    -

    -

    -
     


    • e.Kondisi Sosial Penduduk
  • Dari jumlah penduduk 423.586 jiwa ( 2012 ), sebagian besar (80%) adalah petani, terutama petani kebun dengan tingkat pendidikan yang relatif masih rendah. Dari sisi struktur ekonomi juga bersesuaian dengan kompisisi mata pencaharian dimana 60% PDRB kabupaten ini berasal dari sektor pertanian. Dengan luas 495.040 Ha dan mengandalkan pemasukan dari sektor pertanian dan hasil hutan, pada tahun 2008 PAD Kabupaten Lampung Barat adalah Rp. 11,5 Milyar.
    f. Potensi Kawasan Danau Ranau
    Danau Ranau teretak di Kecamatan Banding Agung, Warkuk Ranau Selatan dan BPR Ranau Tengan dengan jarak tempuh 55 km dari kawasan perkotaan Muaradua. Danau Ranau memiliki luas sekitar 128 km dimana 85,33 km berada dalam wilayah Kabupaten Lampung Barat, sedangkan sisanya berada dalam wilayah Propinsi Lampung. Disekitar Danau Ranau disamping dapat menjual jasa dari objek keindahan alam seperti dan budaya yang dimiliki serta dapat mengembangkan agrowisata berwawasan lingkungan Danau Ranau dikeliling oleh bukit dan lembah yang hijau dan merupakan tempat yang ideal untuk rekreasi. Dengan posisi secara tidak langsung mmberipeluang yang besar bagi pengembangan kawasan wisata Danau Ranau dan bahkan dikunjung oleh wisatawan nusantara dan mancanegara. Tetapi masih perlu penataan ulang kawasan wisata ini dan manajemen kepariwisataan yang lebih baik agar menjadi peningkatan kunjungan dikawasan tersebut.
    Kawasan Wisata Danau Ranau ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dikarenakan :

    • Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh bagi wilayahi tu sendiri maupun wilayah disekitarnya yang akan mebangkitkan kegiatan perdagangan dan jasa dikawasan tersebut. Dengan timbulnya kegiatan perdagangan dan jasa ini maka secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah maupun penduduk khususnya yang berada di kawasan tersebut.
    • Merupakan daerah segitiga emas antara kabupaten Kaur (Provinsi Bengkulu) kabupaten Lampung barat (Provinsi lampung) dan Kabupaten Lampung Barat ( Provinsi Sumatera Selatan ) kawasan ini pun merupakan daerah perlintasan 3 Provinsi
    • Memperluas dan membuka lapangan kerja baru bagi penduduk setempat maupu daerah di daerah sekitar
    • Meningkatkan pola pergerakan transportasi wilayah, baik itu barang maupun jasa. Dengan ditetapkannya kawasan ini sebagai kawasan strategis, maka akan berpengaruh terhadap system wilayah transportasi wilayah yaitu dalam pengembangans arana dan prasarana transportasi wilayah, yaitu dalam pengembangan sarana dan prasarana transportasi.
    • g. Sistem Jaringan Transportasi
  • Transportasi memiliki peran yang sangat penting dalam menghubungkan satu wilayah atau pusat pertumbuhan tertentu dengan wilayah atau pusat pertumbuhan lain. Di dalam wilayahnya sendiri, transportasi juga mempunyai peran dalam menghubungkan tempat-tempat atau kawasan di dalamnya.
    Berdasarkan fungsi dan peranan aspek transportasi dalam pengembangan wilayah, maka kebijakan pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk menunjang pengembangan tata ruang di wilayah Kabupaten umumnya dan di wilayah perencanaan khususnya sehingga dapat mencapai efisiensi dalam sistem koleksi dan distribusi pada barang dan jasa yang diperdagangkan. Hal ini dapat dicapai dengan pengembangan teknologi sistem transportasi dengan penerapan sistem transportasi terpadu antara transportasi danau, darat, dan udara.
    Sesuai dengan fungsinya tersebut, maka kebijakan pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk menunjang pengembangan wilayah, dengan tujuan sebagai berikut:
    Pengembangan sistem transportasi yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah agar dapat berkembang dengan serasi bersama-sama dengan wilayah yang ada di sekitarnya dengan sasarannya adalah:
    Membuka keterisolasian wilayah khusus wilayah terbelakang/terpencil
    Menunjang kegiatan ekspor-impor dengan wilayah lainnya.
    Menunjang perkembangan sektor-sektor utama.
    Pengembangan sistem transportasi yang bertujuan untuk mendukung pemerataan pembangunan, yaitu dengan sasaran:
    Memperlancar koleksi dan distribusi arus barang dan jasa serta meningkatkan mobilisasi penduduk.
    Meningkatkan keterhubungan ke wilayah-wilayah potensi yang masih belum dimanfaatkan.
    Pengembangan sistem transportasi yang bertujuan untuk mendukung kegiatan pariwisata, yaitu dengan sasaran meningkatkan komunikasi kawasan pariwisata dengan dunia luar (baik wisatawan mancanegara maupun domestik).
    Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas pergerakan penduduk dan barang.
    Berdasarkan pola pergerakan yang terjadi di wilayah kota tersebut, maka konsep pengembangan sistem transportasi didasarkan pada konsep integrasi sistem transportasi intermoda (danau, udara, dan darat), dimana untuk pergerakan eksternal (dalam kaitannya dengan hubungan eksternal) menggunakan sistem transportasi udara dan darat. Sedangkan untuk pergerakan internal (dalam kaitannya dengan hubungan antara pusat dan antara pusat dengan wilayah belakangnya), dikembangkan sistem transportasi danau dan darat (termasuk penyeberangan).
     
    Kawasan Wisata Danau Ranau ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dikarenakan :

    • Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh bagi wilayah  itu sendiri maupun wilayah disekitarnya yang akan mebangkitkan kegiatan perdagangan dan jasa dikawasan tersebut. Dengan timbulnya kegiatan perdagangan dan jasa ini maka secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah maupun penduduk khususnya yang berada di kawasan tersebut.
    • Merupakan daerah segitiga emas antara kabupaten Kaur (Provinsi Bengkulu) kabupaten Lampung barat (Provinsi lampung) dan Kabupaten Lampung Barat (Provinsi Sumatera Selatan) kawasan ini pun merupakan daerah perlintasan 3 Provinsi
    • Memperluas dan membuka lapangan kerja baru bagi penduduk setempat maupu daerah di daerah sekitar
    • Meningkatkan pola pergerakan transportasi wilayah, baik itu barang maupun jasa. Dengan ditetapkannya kawasan ini sebagai kawasan strategis, maka akan berpengaruh terhadap system wilayah transportasi wilayah yaitu dalam pengembangans arana dan prasarana transportasi wilayah, yaitu dalam pengembangan sarana dan prasarana transportasi.
    •  i.Ekosistem daratan Danau Ranau.
      • Sebagian besar ekosistem yang berada sepanjang sempadan danau Ranau sudah mengalami perubahan baik penutupan lahan maupun peruntukannya lahannya. Ekosistem penciri khas danau sudah sulit ditemukan, hanya beberapa spot-spot saja yang masih dijumpai tutupan vegetasi yang lebat.
      • Beberapa jenis tumbuhan yang ada di eksositem darat danau Ranau, antara lain; Bischovia javanica (Phyllanthaceae/Euphorbiace), Abroma mollis (Sterculiaceae), Cordia monoica (Boraginaceae), Mallotus sp. (Euphorbiaceae), Trema orientalis (Cannabaceae), Pterospermum javanicum (Sterculiaceae), Syzygium polyanthum (Myrtaceae), Arenga pinnata (Arecaceae), Manilkara zapota (Sapotaceae) Alstonia scholaris (Apocynaceae), Spondias pinnata (Anacardiaceae), Hibiscus tiliaceus (Malvaceae), Aleurites moluccanus (Euphorbiaceae), Peperomia pellucida (Piperaceae), Saururus sp. (Saururaceae), Cocos nucifera (Arecaceae), Gnetum gnemon (Gnetaceae), Phoebe sp. (Lauraceae), Physalis angulata (Solanaceae), Colocasia esculenta (Araceae), Amorphophallus gigantea (Araceae)
      • Jenis tanaman budidaya masyarakat: alpokat, coklat, pepaya, cengkeh, padi sawah, kopi robusta, sayuran dan holtikultura
      • Dok.pribadi
        Dok.pribadi


      • Gambar.7. Kawasan Wisata Danau Ranau.

        •   Legenda atau History Seputar Danau Ranau
          • Terdapat beberapa kisah yang ada terkait keberadaan Danau Ranau, antara sebagai berikut ;
          • Legenda terbentuknya danau Ranau berasal dari Pohon Ara raksasa yang ditebang karena kebutuhan air. Diriwayatkan sekitar danau Ranau dahulunya berdiam 5 (lima) suku marga yaitu: marga Ogan, Krui, Libahhaji, Muaradua, dan Komering (literatur lain menyebutkan 5 marga tersebut antara lain marga Ranau, Haji, Daya, Kisam, dan Semende), dimana pada masa itu kelima marga tersebut tengah mengalami masa kekeringan yang panjang. Satu-satunya sumbermata air yang ada berada di bawah pohon ara raksasa. Kelima marga sepakat untuk menebang pohon ara tersebut. Dari lubang tebangan keluarlah air yang tidak putus-putusnya membentuk danau yang luas, sedangkan sisa kayu, batang pohon, dan serpihan batu, membentuk perbukitan (Bukit Barisan Selatan) dan gunung Seminung. Banyaknya rumput dan semak yang tumbuh disekitar danau, yang oleh masyarakat sekitar disebut ReRanau. Akhirnya danau yang terbentuk diberi nama danau Ranau. Sedangkan, untuk air panas dipercaya terbentuk akibat amarah mahluk halus yang mengetahui pohon Ara dirobohkan, sehingga mahluk halus penghuni Gunung Pesagi meludahi danau hingga sebagian air di Danau Ranau berubah menjadi panas.
          • Legenda seorang sakti bernama Rakian Sukat, yang menebang Pohon Haru. Pohon tersebut diberi nama haru, karena barang siapa yang melintasi pohon tersebut akan diliputi kesedihan dan lupa akan tempat tinggalnya, sehingga tanpa sadar akan menjadi mangsa dari dua ekor ular naga emas penghuni pohon haru raksasa tersebut. Guna melindungi warganya, Rakian Sukat dengan kesaktiannya berhasil mengalahkan kedua ekor ular naga emas tersebut, yang betina berubah menjadi pedang yang diberi nama pedang Khatu, sedangkan naga jantan melarikan diri masuk ke dalam tanah. Tanah tempat masuknya Naga jantan mengeluarkan air yang akhirnya menutupi hutan larangan membentuk sebuah danau. Dengan menggunakan bantuan pedang Khatu, Rakian Sukat berhasil merobohkan pohon haru raksasa, dimana bekas tumbangnya pohon tersebut membentuk aliran-aliran sungai di sekitar danau Ranau, sedangkan daun dan serpihan kulitnya berubah menjadi ikan. Naga Emas masih dipercaya masyarakat sekitar sering muncul di danau Ranau untuk menantang Rakian Sukat dan anak keturunannya, atau mencari pasangan pemuda atau pemudi yang melanggar pantangan untuk dijadikan tumbal dan mangsa naga jantan tersebut.
          • Legenda marga Way Mengaku Liwa tentang berubahnya Kelungkup Gangsa (semacam alat kentongan) menjadi seekor naga di danau Ranau. Tempat dimana naga tersebut bersemayam bernama Tapik yang berada di bawah tanjung kaki gunung Seminung.
          • (sumber:http://mwfadhly.blogspot.co.id/2009/02/legenda-kelekup-gangsa-ular-naga-mas-di_04.html)
          • 4. Legenda asal muasal nama Danau Ranau. Kata Ranau berasal dari bahasa Kawi kuno yang artinya tempat yang indah dan nyaman. Danau Ranau merupakan keraton dari Puyang Seminung Namora, yang merupakan ratu sakti marga komering. Puyang bersama burung garudanya telah menyelamatkan bangsawan dari Sumatera Utara yang bernama Patua Paso, dari kejaran bajak laut. Sekembalinya ke Toba, Sumatera Utara, Patua Paso menceritakan daerah Ranau, dan Puyang Seminung tersebut kepada masyarakatnya, sejak itu tersebarlah nama Danau Ranau dan gunung Seminung. Hingga kini sebagian masyarakat Komering percaya adanya burung Garuda di danau Ranau dan adanya ikatan keluarga antara suku Batak, Mindanau dan Komering.
          • (sumber: http://hasanmenakoo.blogspot.co.id/2013/08/asal-usul-danau-Ranau.html).
          • Legenda yang terkenal adalah Si Pahit Lidah (Serunting Sakti) dan si Mata Empat. Masyarakat percaya makam si Pahit Lidah dan si Mata Empat berada di Pekon Sukabanjar (Kecamatan Lumbok Seminung Lampung Barat), dan kemudian Kisah rakyat Sukabanjar, yang berpantang makan daging rusa. Apabila pantangan ini dilanggar, kulit akan terkena koreng dan gatal-gatal.


Dok.pribadi
Dok.pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun