"Sa ... saya nggak punya orang tua, Om. Saya sendirian," ucap anak itu sambil menunduk.
"Adek namanya siapa?"
"Nama aku Aldo, Om."
"Yaudah, Aldo ikut, yuk! Kita ke rumah Om. Jangan takut, Om nggak akan jahatin kamu, kok," ajak Pak Hari.
"Apa boleh? Saya mau diajak ke sana? Iya, Om, saya mau." Tampak sinar bahagia di mata anak itu.
 Setelah 15 menit perjalanan, Pak Hari dan Aldo sampai di rumah. Mereka disambut oleh Karina dan Ibu Rosita. Keduanya adalah anak dan istri Pak Hari.
Dengan terpaksa, lelaki paruh baya itu harus berkata jujur kepada anak dan istrinya. Namun bukannya marah, Karina dan Bu Rosita malah senang Pak Hari di PHK. Alasannya, mereka jadi punya banyak waktu bersama di rumah. Pak Hari pun memperkenalkan Aldo kepada mereka.
"Nggak apa-apa kok, Ayah di PHK. Aku malah seneng, soalnya kita jadi punya banyak waktu bersama. Plus sekarang kan ada Aldo yang bisa nemenin aku main," kata Karina.
"Iya, Yah, nggak apa-apa. Nggak usah sedih, kita kan bisa buka warung makan lagi kayak dulu," ucap Bu Rosita.
***
Tiga hari pertama setelah dibuka, warung mereka tampak ramai. Akan tetapi, satu minggu terakhir warung mereka terlihat sepi.