Mohon tunggu...
Anton Rumandi
Anton Rumandi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Masyarakat UPN Veteran Yogyakarta

Tetap Semangat dan Sukses Selalu!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wajah Baru PKL Malioboro di Teras Malioboro 1

7 Juni 2022   13:15 Diperbarui: 7 Juni 2022   13:19 1873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari desainnya, Teras Maliobro 1 (satu) terbilang cukup megah dan menarik untuk menggaet para wisatawan yang berkunjung ke kawasan Malioboro. Dengan konsep industrial yang apik dan kekinian membuat Teras Maliobro 1 (satu) begitu menawan. 

Tentunya, sesuai dengan isinya, Teras Malioboro 1 (satu) menawarkan oleh -- oleh khas Jogja bagi para pengunjung yang ramah dikantong. Karena walaupun lebih modern secara tempat, akan tetapi para PKL tetap mematok harga yang sama ketika berjualan di sekitar Jalan Malioboro bahkan bisa lebih murah karena tidak ada biaya retribusi yang diikeluarkan kepada pengelola Teras Malioboro 1 (satu), dalam hal ini pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata DIY.

Sebagai destinasi wisata baru, pemerintah Daerah megharapkan promosi yang baik dari semua pihak khususnya, dari para PKL itu sendiri yang bercengkrama langsung dengan para pengunjung untuk memberi kesan baik dan ramah kepada mereka. 

Setidaknya dengan uji coba tidak adanya retribusi apapun selama setahun mampu memberikan keringanan kepada para PKL dan menfokuskan mereka dalam memenuhi target pemerintah Daerah tersebut terkait promosi Teras Maliboro 1 (satu). 

Mengapa promosi Teras Maliobro 1 (satu) terus digencarkan oleh pemerintah Daerah kepada para PKL? Yaaa, salah satuunya karena letak dari Teras Malioboro 1 (satu) yang diapit oleh dua pusat perbelanjaan yang lebih dulu dikenal masyarakat, yaitu Ramayana Malioboro dan Pasar Beringaharjo. 

Belum lagi toko -- toko sejenis yang berderet di sekitar jalan Malioboro, tentunya akan menyulitkan pemasaran dari Teras Malioboro 1 (satu) yang tergolong baru. Inilah yang akan sangat berdampak dari segi pemasukan para PKL itu sendiri. Sehingga butuh sinergi dan chemistry yang baik antara para pelaku usaha Teras Malioboro 1 (satu) dengan dukungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada dasarnya, relokasi pedagang kaki lima ke Teras Malioboro 1 (satu) menjadi aksi nyata pemerintah DIY dalam menertibkan para PKL itu sendiri. Tak main-main dalam pembangunannya, pemerintah Daerah rela menghabiskan anggaran hingga 62 milliar rupiah dari APBD mereka.

Hal ini diupayakan agar kedepannya tidak ada lagi pedagang yang berjualan di sekitaran Jalan Malioboro secara bertahap. Karena sekarang ini, secara total keseluruhan pedagang kaki lima yang direlokasikan ke Teras Malioboro 1 (satu) dan Teras Malioboro 2 (dua) belum sepenuhnya atau sekitar 1800 -- an pedagang kaki lima. 

Di sisi lain, relokasi pedagang kaki lima memberikan angin segar kepada para pemilik toko sebagai pemegang hak atas tempat yang digunakan para PKL sebelumnya. 

Meskipun, pemerintah DIY mengembalikan aset mereka sekitar 5 meter tersebut untuk dikosongkan dan kembali memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki Jalan Malioboro sebagai ruang publik.

Sebenarnya, relokasi pedagang kaki lima ke Teras Malioboro 1 (satu) sempat mendapat pro dan kontra dari berbagai pihak termasuk dari para PKL itu sendiri. Bahkan sebagian besar dari mereka menolak akan relokasi dari pemerintah DIY, salah satunya adalah Pak Sakir, pedagang pakaian dan Kerajinan di lantai 2 (dua) Teras Malioboro 1 (satu). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun