Mohon tunggu...
Andi Fitriyanto
Andi Fitriyanto Mohon Tunggu... Penulis

Pengarang Satire Kontemporer

Selanjutnya

Tutup

Book

Ulasan Buku Who Rules the World? karya Noam Chomsky

16 Agustus 2025   13:55 Diperbarui: 16 Agustus 2025   13:55 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Relevansi Saat Ini

Dalam dunia yang semakin multipolar---dengan naiknya China dan Rusia---banyak yang percaya bahwa hegemoni AS mulai pudar. Namun Chomsky mengingatkan bahwa kekuasaan bukan hanya soal militer, tapi juga soal kendali informasi, struktur ekonomi global, dan jaringan kekuasaan yang tersebar.

Di tengah konflik Ukraina, perang Gaza, dan ketegangan di Asia-Pasifik, pandangan Chomsky menjadi semakin relevan: siapa sebenarnya yang mengatur dunia, dan untuk siapa kekuasaan itu dijalankan?

Who Rules the World? bukanlah bacaan ringan. Ia menantang cara pandang, mengguncang moralitas palsu, dan memaksa pembaca untuk berpikir ulang tentang narasi resmi yang disebarkan oleh negara, media, dan pendidikan.

Chomsky tidak menawarkan solusi langsung, tapi ia membekali pembaca dengan senjata paling mendasar dalam perjuangan melawan penindasan: kesadaran kritis.

Kritik terhadap Konflik Israel-Palestina

Kritik terhadap pandangan Noam Chomsky mengenai konflik Israel-Palestina, khususnya dalam konteks Hamas dan fundamentalisme Islam, berangkat dari anggapan bahwa Chomsky terlalu fokus mengkritik imperialisme Barat dan mengabaikan atau meremehkan bahaya ekstremisme agama yang juga merusak perdamaian.

Ulasan kritis terhadap posisi Chomsky dengan sorotan pada dimensi Islamisme radikal dalam Hamas meliputi:

  1. Chomsky dan Narasi Anti-Imperialisme

Noam Chomsky dikenal karena kritik tajamnya terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan dukungan tanpa syarat AS terhadap Israel. Dalam banyak tulisan dan wawancaranya, Chomsky menggambarkan Israel sebagai kekuatan kolonial dan penjajah, dan menyorot penderitaan rakyat Palestina dalam konteks penindasan sistematis.

Namun, kritik ini kerap dianggap tidak seimbang. Fokus Chomsky pada kejahatan negara (state crimes) membuatnya sering mengabaikan agensi aktor non-negara, seperti kelompok Islamis ekstrem yang juga memperparah konflik dan menghambat solusi damai.

  1. Mengabaikan Bahaya Ideologi Hamas

Chomsky mengakui kehadiran Hamas dalam konflik, tetapi sering menggambarkan kelompok ini sebagai respons reaktif terhadap penjajahan Israel, bukan sebagai kekuatan aktif yang memiliki agenda ideologis berbahaya. Padahal:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun