Dalam buku Who Rules the World? Noam Chomsky sekali lagi menggugat narasi dominan mengenai politik internasional, kekuasaan, dan imperialisme. Sebagai linguis, intelektual publik, dan kritikus sosial paling tajam dari Amerika Serikat, Chomsky membongkar struktur kekuasaan global yang dikendalikan secara hegemonik oleh Amerika Serikat, seraya menunjukkan bahwa propaganda, penindasan, dan kekerasan adalah instrumen utama dari dominasi tersebut.
Buku ini merupakan kumpulan esai yang sebelumnya diterbitkan dalam berbagai kesempatan, namun disusun ulang menjadi sebuah narasi konsisten tentang bagaimana Amerika---dibantu oleh media, korporasi, dan elite politik---mempertahankan kekuasaan globalnya sambil menutupi kejahatannya di balik jargon "penjaga demokrasi" atau "polisi dunia".
Tema Utama: Kekaisaran dalam Selubung Demokrasi
Chomsky menunjukkan bahwa dalam lanskap geopolitik kontemporer, kekuasaan tidak dijalankan oleh hukum internasional, norma, atau etika, melainkan oleh kepentingan ekonomi dan militer dari negara-negara adidaya, terutama AS. Amerika menurut Chomsky bukan hanya negara adidaya, tapi kekaisaran modern yang membungkus ekspansionismenya dengan retorika moralitas.
Beberapa poin penting yang ditekankan:
- Amerika sebagai Negara Teroris: Chomsky membandingkan kebijakan luar negeri AS dengan bentuk-bentuk terorisme negara. Dukungan terhadap kediktatoran brutal, invasi militer, dan penggunaan drone adalah bagian dari "terorisme sah".
- Standar Ganda Moral: Pelanggaran HAM dan invasi oleh musuh (misalnya Rusia) dikutuk keras, tetapi tindakan yang serupa atau bahkan lebih parah oleh AS atau sekutunya dianggap wajar.
- Peran Media dan Intelektual Publik: Media arus utama AS menjadi alat propaganda yang menutupi realitas kejam dari kebijakan luar negeri. Para intelektual dan akademisi pun tidak luput menjadi bagian dari sistem pembenaran ini.
- Israel-Palestina: Dukungan tanpa syarat AS terhadap Israel, bahkan ketika negara tersebut melanggar hukum internasional dan menindas warga Palestina, menjadi contoh nyata dari kemunafikan global.
Studi Kasus: Praktik Kekuasaan Global AS
Beberapa konflik dan kebijakan luar negeri yang dianalisis secara tajam oleh Chomsky antara lain:
- Invasi Irak (2003): Digambarkan sebagai kejahatan perang besar yang didasarkan pada kebohongan, tetapi tidak pernah dipertanggungjawabkan.
- Latin Amerika: Wilayah yang selama puluhan tahun dijadikan halaman belakang AS untuk percobaan kudeta, sabotase ekonomi, dan intervensi brutal.
- Asia Timur dan Afrika: Dari Vietnam hingga Somalia, Chomsky menunjukkan pola konsisten penggunaan kekuatan demi kepentingan geopolitik dan korporasi multinasional.
Kekuatan Buku
- Dokumentasi Kuat: Setiap argumen Chomsky didukung oleh referensi yang jelas, termasuk laporan dari badan internasional, dokumen pemerintah, dan berita yang sering diabaikan media mainstream.
- Kritik Mendalam terhadap Sistem: Buku ini tidak hanya menyerang tokoh atau partai politik tertentu, melainkan keseluruhan sistem kekuasaan global yang dikuasai oleh negara-negara imperialis dan elite neoliberal.
- Perspektif Non-Barat: Chomsky mengajak pembaca untuk melihat dunia dari sudut pandang rakyat tertindas, bukan dari narasi elit Washington atau London.
Kelemahan Buku
Beberapa pengamat menilai pendekatan Chomsky terlalu pesimis dan hitam-putih. Ia kadang dianggap meremehkan aktor lokal dalam konflik internasional dan terlalu fokus pada "kesalahan Amerika". Namun, bagi mereka yang ingin memahami bagaimana dunia benar-benar dijalankan---di luar mitos-mitos kemerdekaan, HAM, dan demokrasi liberal---buku ini menjadi semacam "kacamata kritis".