Ia juga menjelaskan bahwa perlu ada keberanian untuk upaya pengurangan energi fosil. Misal, dengan cara menerapkan pajak karbon dan pembatasan operasional pembangkit listrik berbasis batubara (PLTU). Bisa juga dengan kebijakan retirement atau memensiunkan PLTU yang sudah tua. Â Kontrak tidak diperpanjang atau PLTU selanjutnya digantikan dengan pembangkit energi baru terbarukan.Â
"Saat ini kita sudah memiliki peta yang secara bertahap mengistirahatkan PLTU-PLTU yang sudah layak untuk di pensiunkan," tambah Pak Dirjen.
Menumbuhkan Kesadaran, Mengubah Budaya
Dalam paparan lebih lanjut, faktor budaya juga menjadi kunci penentu dari kesuksesan NZE. Â Untuk mengubah pandangan dan kebiasaan lama di masyarakat perlu usaha sosialisasi yang masif.Â
Kampanye pentingnya penggunaan energi bersih untuk penyelamatan bumi dan lingkungan kehidupan harus terus didengungkan. Tahapannya mulai dari edukasi untuk membangun kesadaran atau self-awarness sampai membangun masyarakat yang partisipatif.Â
Isu NZE seharusnya berkembang menjadi gerakan moral, sebagaimana gerakan "Perang Melawan Sampah Plastik".Â
Nah, bincang bincang tentang NZE memang selalu menarik untuk dibahas. Tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 8.30 WIB dan wawancara harus berakhir.Â
Ada sebuah wisdom apik yang datang dari Pak Dadan di penghujung wawancara: "Tanpa manusia, alam akan tetap ada. Tanpa alam, manusia tidak akan ada. Jadi sudah cukup kita merusak alam. Kini waktunya kita memperbaiki."
Sungguh dalam. Patut kita renungkan. (Aries Setyarto)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI