Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Pecinta Kebebasan Melarikan Diri dari Hong Kong karena Undang-Undang yang Represif dan Kurangnya Kebebasan

30 Juni 2022   12:30 Diperbarui: 4 Juli 2022   06:40 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi Hong Kong sedang mengawasi puluhan aktivis di bulan Juni 2019. Polisi mendapatkan banyak kekuasan di bawah UU Pertahanan Nasional. | Sumber: AA

Itu adalah demonstrasi terbesar dan paling luas yang pernah disaksikan Hong Kong.

Masyarakat Hong Kong melakukan demonstrasi pada bulan Juni 2019. | Sumber: Wikipedia
Masyarakat Hong Kong melakukan demonstrasi pada bulan Juni 2019. | Sumber: Wikipedia

Pada 4 Juni 2019, lebih dari 120.000 siswa, alumni, staf dan orang tua dari 185 sekolah menengah menandatangani petisi menentang undang-undang ekstradisi.

Dua hari kemudian, lebih dari 3.000 pengacara Hong Kong turun ke jalan dengan mengenakan pakaian hitam dalam pawai protes yang jarang terjadi terhadap undang-undang ekstradisi. Mereka menganggapnya sebagai pukulan terbesar bagi supremasi hukum.

Pada 9 Juni 2019, 1 juta orang, menurut penyelenggara protes, melakukan demonstrasi di depan kantor pusat pemerintah menentang RUU ekstradisi. Namun di malam hari bentrokan sengit pecah antara aktivis dan polisi.

Pada 10 Juni 2019, Hong Kong mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan melanjutkan RUU tersebut meskipun ada protes massal.

Kemudian datanglah demonstrasi terbesar yang pernah ada pada tanggal 12 Juni 2019. Polisi begitu brutal ketika mereka menembakkan peluru karet dan 150 tabung gas air mata ke pengunjuk rasa yang damai. Ribuan orang terluka.

Karena situasi menegang, pemerintah menutup kantor-kantor pemerintah pada tanggal 13 Juni. Dalam komentar pertamanya, Kementerian Luar Negeri China mengutuk perilaku pengunjuk rasa dan menyuarakan dukungan untuk pemerintah Hong Kong.

RUU tersebut tertunda akibat demonstrasi.

Ada lagi protes besar-besaran, yang menarik sekitar 2 juta orang. Kemudian pada 16 Juni, Kepala Eksekutif Administrasi Hong Kong Currie Lam secara pribadi meminta maaf kepada masyarakat Hong Kong.

Sekali lagi pada tanggal 21 Juni, ribuan demonstran memblokade markas polisi dan protes lain diadakan pada 28 Juni di dekat markas pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun