Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Pecinta Kebebasan Melarikan Diri dari Hong Kong karena Undang-Undang yang Represif dan Kurangnya Kebebasan

30 Juni 2022   12:30 Diperbarui: 4 Juli 2022   06:40 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi Hong Kong sedang mengawasi puluhan aktivis di bulan Juni 2019. Polisi mendapatkan banyak kekuasan di bawah UU Pertahanan Nasional. | Sumber: AA

Pada tahun 2012, perbedaan pendapat terhadap China di Hong Kong telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan karena masuknya turis, pebisnis, investor dan pekerja China.

Sejak tahun 2014, pengunjuk rasa mahasiswa Hong Kong menuntut sistem yang lebih demokratis. Mereka telah membentuk beberapa kelompok politik, termasuk partai yang lebih radikal dan anti-Beijing seperti Youngspiration, Hong Kong Indigenous dan Demosisto.

Gerakan Payung

Namun pada bulan Agustus 2014, China memutuskan bahwa pemilih hanya dapat memilih dari daftar yang telah dipilih sebelumnya. Banyak orang di Hong Kong menganggapnya sebagai pengkhianatan besar-besaran.

Hal ini menyebabkan protes massa Occupy Central dengan payung di mana ratusan ribu orang berkumpul dengan damai di jalan-jalan setiap malam selama berminggu-minggu. Itulah alasannya disebut sebagai Gerakan Payung.

Polisi menindas protes damai dengan kekerasan menggunakan gas air mata dan pendekatan yang kasar. Hal ini menyebabkan lebih banyak protes dan munculnya generasi baru pemimpin mahasiswa pro-demokrasi di tahun-tahun berikutnya.

Kekerasan terhadap protes damai juga menandai titik nadir baru dalam hubungan Hong Kong-China.

Ada juga kelompok kecil yang sangat mendukung polisi dan Beijing.

Hong Kong dibagi menjadi dua kelompok -- "kuning" yang mendukung demonstrasi anti-pemerintah dan "biru" yang pro-pemerintah dan pro-Beijing.

Protes RUU Anti Ekstradisi 2019

Protes dipicu oleh RUU ekstradisi yang kontroversial pada bulan Juni 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun