Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pakistan Sangat Mendukung Tindakan China terhadap Muslim Uighur

28 Februari 2022   09:37 Diperbarui: 13 Maret 2022   08:08 6452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (kiri) bersalaman dengan Presiden China Xi Jinping. | Sumber: Twitter/@pid_gov

Sejak Imran menjadi Perdana Menteri pada tahun 2018, Pakistan telah menghadapi banyak masalah. Status ekonomi Pakistan telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk lagi karena masalah utang yang besar. Situasi keamanan di Balochistan dan dekat perbatasan Afghanistan telah memburuk secara dramatis. Radikalisme, terorisme dan separatisme merupakan tantangan serius bagi keberadaan Pakistan sebagai sebuah negara.

Pakistan sangat frustrasi dengan negara-negara Barat serta banyak negara Muslim karena mereka tidak mendengarkan keluhan Islamabad tentang kekejaman terhadap Muslim di J&K, India.

Produk domestik bruto (PDB) Pakistan saat ini adalah $261.72 miliar dan PDB per kapitanya hanya $1.254, salah satu yang terendah di antara negara-negara termiskin di Asia.

Imran sangat bergantung pada dua negara pemberi pinjaman utama --- China dan Arab Saudi --- untuk menjalankan ekonomi Pakistan yang tenggelam.

China, yang sebelumnya menggelontorkan miliaran dolar ke dalam proyek Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), telah secara blak-blakan menyampaikan ketidaksenangannya tentang memburuknya situasi keamanan di Balochistan, tempat investasi utama China, kepada Pakistan.

Namun Kantor Perdana Menteri Pakistan (PMO) memasang wajah berani setelah kunjungan Imran ke China.

"Perdana menteri menggarisbawahi bahwa China adalah mitra setia, pendukung setia dan saudara besi Pakistan. Kemitraan kerjasama strategis yang kuat antara Pakistan dan China telah bertahan dalam ujian waktu dan kedua negara telah dengan kokoh berdiri berdampingan dalam mewujudkan visi mereka dan berbagi aspirasi perdamaian, stabilitas, pembangunan dan kemakmuran," kata surat kabar Dawn mengutip pernyataan PMO.

"Ia memuji dukungan dan bantuan China yang berkelanjutan untuk pembangunan sosial-ekonomi Pakistan yang telah sangat diuntungkan dari pengembangan CPEC yang berkualitas tinggi. Perdana menteri menyambut baik peningkatan investasi China dalam fase-II CPEC yang berpusat pada industrialisasi dan peningkatan mata pencaharian masyarakat."

Menurut Bank Negara Pakistan, pada 5 Februari 2022, cadangan devisa Pakistan hanya senilai $17.33 miliar, cukup untuk kurang dari tiga bulan.

Dari $17.33 miliar ini, $11 miliar berasal dari China dalam bentuk pinjaman komersial dan inisiatif dukungan cadangan devisa, termasuk $4 miliar dalam bentuk deposito dan sisanya dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan pengiriman uang dari pekerja migran Pakistan.

Pakistan harus selalu meminjam uang dari pemberi pinjaman untuk membayar kembali pinjaman dan bunganya karena tidak memiliki pendapatan besar dari ekspor dan investasi asing langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun