Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pakistan Sangat Mendukung Tindakan China terhadap Muslim Uighur

28 Februari 2022   09:37 Diperbarui: 13 Maret 2022   08:08 6452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (kiri) bersalaman dengan Presiden China Xi Jinping. | Sumber: Twitter/@pid_gov

Kelompok hak asasi manusia terkemuka lainnya Human Rights Watch juga mengatakan pada akhir Januari 2022 bahwa China, khususnya di bawah Presiden Xi Jinping, telah melakukan pelanggaran massal terhadap Uighur, Tibet dan kelompok etnis lainnya.

Pengungsi Uighur melakukan aksi protes di depan Konsulat Pakistan di Istanbul, Turki. | Sumber: Courtesy of OpIndia 
Pengungsi Uighur melakukan aksi protes di depan Konsulat Pakistan di Istanbul, Turki. | Sumber: Courtesy of OpIndia 

Protes diselenggarakan di Istanbul oleh orang-orang Uighur terhadap Perdana Menteri Pakistan Imran atas pernyataan yang ia buat tentang China setelah kunjungannya.

Muslim Uighur menjadi marah terhadap Pakistan, Republik Islam dan anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan Imran, yang menyatakan dirinya sebagai pembela Umat Muslim dan tentara salib dalam melawan Islamofobia.

Menurut kantor berita ANI, Muslim Uighur melakukan protes pada tanggal 11 Februari di depan Konsulat Pakistan di Istanbul, Turki. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang menentang komentar Imran di mana ia memberikan dukungan penuh kepada Beijing atas penindasannya terhadap Muslim di Xinjiang. Mereka juga mengecam "kebohongan Imran Khan dan deportasi Muslim Uighur dari Pakistan'.

"Pihak berwenang China telah menyiksa sejumlah Muslim Uighur di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang selama bertahun-tahun sebagai bagian dari upaya mereka untuk memantau, mengatur dan mengintegrasikan anggota agama Islam untuk memerangi ekstremisme agama serta operasi teroris. Hampir semua negara Islam bungkam atas persekusi terhadap warga Uighur di China," lapor situs OpIndia pada tanggal 13 Februari.

Begitu banyak demonstrasi di depan Kedutaan Besar China di Jakarta yang mengutuk kekejaman China di Xinjiang dan Indonesia berkali-kali mengangkat masalah ini di berbagai pertemuan.

Mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid, menurut seorang pimpinan Nahdlatul Ulama (NU), berhasil meyakinkan para pemimpin komunis China yang tidak beragama untuk mengizinkan Muslim Uighur menunaikan ibadah Haji.

Di Xinjiang, hampir 1.8 juta orang Uighur dan minoritas Muslim Turki lainnya dilaporkan telah ditahan di jaringan pusat penahanan sejak tahun 2017.

China mengklaim bahwa kamp-kamp tersebut merupakan sekolah pelatihan kejuruan, bukan pusat penahanan. Pihak berwenang China telah menghancurkan ratusan masjid, melarang puasa selama bulan Ramadhan dan menumbuhkan janggut oleh pria. China mengatakan telah mengobarkan perang melawan terorisme, separatisme dan radikalisme di Xinjiang.

Muslim Uighur telah menghadapi kamp pendidikan ulang, kerja paksa dan pengawasan digital, termasuk anak-anak mereka yang diindoktrinasi di panti asuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun