Mohon tunggu...
Ani Siti Rohani
Ani Siti Rohani Mohon Tunggu... Buruh - Perempuan penikmat sunyi

Life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Antara Sirop dan Kopi Hitam

7 Mei 2019   07:58 Diperbarui: 7 Mei 2019   08:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Pixabay

"Maaf. Kamu sih gitu terus," balasku merunduk masih dengan memajukan bibir.

"Mohon maaf lahir batin, Mas," lanjutku sembari menelungkupkan kedua tangan ke arahnya.

Dia tersenyum mendengar kata-kataku.

"Pulang sekarang?" tanyanya kemudian.

"Tahun depan!" balasku ketus.

Laki-laki itu, sekalipun begitu menyebalkan, tapi aku sangat menyukainya. Dengan Satria Fu biru miliknya, kami meluncur pulang. Oh tidak. Aku pulang sedangkan dia akan bertandang. Hehe.


***

Suasana di rumah sudah ramai. Kulihat beberapa sepeda motor terjajar di depan halaman. Keluarga besar pasti telah datang.

Sebagai orang tua satu-satunya yang masih kumiliki, abah memang beruntung. Kerabat dan keluarga begitu menyayanginya. Pun anak-anaknya. Jika lebaran datang, mereka dengan sigap datang bertandang jika takbir telah berkumandang. Tentu saja, toh rumah mereka tak jauh dari rumah abah.

"Assalamu'alaikum," salamku serentak bersama Ali.

"Wa'alaikumsalam," balas mereka yang ada di dalam secara serentak pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun