Mohon tunggu...
Anggra Yudha Ramadianto
Anggra Yudha Ramadianto Mohon Tunggu... Dosen | Peneliti | Praktisi Kesehatan

Dosen dan Peneliti di bidang Hukum Kesehatan. Praktisi Kesehatan. Mahasiswa Doktor Ilmu Hukum Universitas Islam Bandung (Unisba).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Batuk Sebagai Simbol Egoisme Sosial Di Indonesia

18 Juli 2025   17:32 Diperbarui: 27 Agustus 2025   17:16 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang untuk mencapai solusi dibutuhkan tindakan konkret. Itulah mengapa terkadang saya pribadi sampai menyimpan beberapa masker medis cadangan di tas untuk diberikan kepada orang-orang itu. Tujuannya tidak lain agar mereka tidak bisa lagi beralasan untuk tidak bermasker ketika batuk terus menerus. Tindakan-tindakan ini memang terlihat sederhana, tapi bisa menjadi tamparan untuk menyadarkan banyak orang.

Bagi beberapa orang Indonesia mendapatkan teguran sekalipun ia sadar dirinya salah adalah sesuatu yang tidak mengenakkan. Bahkan, tidak sedikit juga teguran dianggap sama halnya dengan menyerang kehormatannya. Bilapun, pada akhirnya orang yang diingatkan karena batuk sembarangan tidak terima, jangan pernah merasa bersalah, karena itu bukan salah kita. Selama cara yang asertif dan sopan sudah dilakukan, kita sebagai orang yang sehat punya hak untuk bertindak ketika hak asasi atas kesehatan mulai dirugikan.

Tutup Mulut, Buka Nurani

Kita tidak pernah tahu betapa rapuhnya daya tahan tubuh orang di sebelah kita. Maka, sebuah batuk yang tampak sepele bisa jadi awal dari penderitaan bagi orang lain. Dalam dunia yang saling terhubung seperti sekarang, sedikit empati bisa menyelamatkan banyak nyawa. Bukankah itu alasan kita hidup bersama?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun