Jika dihubungkan dengan Ship of Theseus, Parfit akan mengatakan bahwa kapal tetap berkelanjutan meskipun seluruh bagiannya sudah berubah, selama ada kesinambungan dalam perjalanan itu.
Identitas dalam Budaya dan Spiritualitas
Filsafat Barat bukan satu-satunya yang memikirkan soal identitas. Budaya dan agama juga punya perspektif masing-masing:
* Islam: Diri terdiri dari jasad dan roh. Identitas sejati seseorang terletak pada hubungan dengan Tuhan.
* Kristen: Menekankan diri sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki martabat dan kehendak bebas.
* Hindu & Buddha: Mengajarkan bahwa identitas sejati bukan tubuh atau pikiran, melainkan kesadaran yang lebih dalam atau atman/anatta.
* Tradisi Indonesia: Konsep jati diri, rasa, dan batin menekankan harmoni antara individu, komunitas, dan alam.
Dari sudut pandang budaya Indonesia, identitas tidak sekadar “siapa saya”, melainkan juga “siapa kita” dan bagaimana kita hidup berdampingan dengan orang lain.
Menavigasi Perubahan: Kapal Diri sebagai Proses
Identitas sebaiknya tidak dipandang sebagai sesuatu yang hilang atau rusak ketika berubah, melainkan sebagai proses penyusunan ulang yang terus berlangsung. Untuk itu, kita bisa menggunakan kerangka reflektif berikut:
1. Identitas Awal
Kenali bagian utama dari “kapal diri” Anda: nilai, pengalaman penting, relasi, dan tujuan hidup.
2. Perubahan Bertahap