Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Paradoks Ship of Theseus: "Kapal Diri" dalam Menavigasi Perubahan serta Transformasi Identitas Pribadi

23 September 2025   07:00 Diperbarui: 23 September 2025   01:39 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: The ship of Theseus – The Stand Up Philosophers (thestandupphilosophers.co.uk)

* Pengalaman membentuk kepribadian.

* Hubungan sosial mempengaruhi emosi dan nilai hidup.

* Trauma, kehilangan, atau pencapaian besar bisa mengubah arah perjalanan.

Sama seperti kapal Theseus, setiap perubahan dalam hidup ibarat mengganti papan kapal. Lalu pertanyaannya muncul kembali: Apakah Anda masih orang yang sama dengan diri Anda sepuluh atau dua puluh tahun lalu?

Perspektif Filosofis tentang Identitas

Para filsuf mencoba menjawab pertanyaan besar ini dengan pendekatan berbeda-beda:

1. John Locke

Locke menekankan pentingnya memori. Menurutnya, identitas pribadi ditentukan oleh kontinuitas ingatan. Selama Anda masih bisa mengingat pengalaman masa lalu, Anda tetaplah orang yang sama.

2. David Hume

Hume justru menolak adanya konsep “diri” yang tetap. Ia berpendapat bahwa manusia hanyalah kumpulan persepsi yang terus berubah, seperti sungai yang mengalir tanpa henti.

3. Derek Parfit

Parfit mengambil posisi tengah. Ia berargumen bahwa yang penting bukan “identitas” itu sendiri, melainkan kesinambungan psikologis hubungan sebab-akibat antar pengalaman yang membentuk diri kita sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun