Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Paradoks Ship of Theseus: "Kapal Diri" dalam Menavigasi Perubahan serta Transformasi Identitas Pribadi

23 September 2025   07:00 Diperbarui: 23 September 2025   01:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dihubungkan dengan Ship of Theseus, Parfit akan mengatakan bahwa kapal tetap berkelanjutan meskipun seluruh bagiannya sudah berubah, selama ada kesinambungan dalam perjalanan itu.

Identitas dalam Budaya dan Spiritualitas

Filsafat Barat bukan satu-satunya yang memikirkan soal identitas. Budaya dan agama juga punya perspektif masing-masing:

* Islam: Diri terdiri dari jasad dan roh. Identitas sejati seseorang terletak pada hubungan dengan Tuhan.

* Kristen: Menekankan diri sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki martabat dan kehendak bebas.

* Hindu & Buddha: Mengajarkan bahwa identitas sejati bukan tubuh atau pikiran, melainkan kesadaran yang lebih dalam atau atman/anatta.

* Tradisi Indonesia: Konsep jati diri, rasa, dan batin menekankan harmoni antara individu, komunitas, dan alam.

Dari sudut pandang budaya Indonesia, identitas tidak sekadar “siapa saya”, melainkan juga “siapa kita” dan bagaimana kita hidup berdampingan dengan orang lain.

Menavigasi Perubahan: Kapal Diri sebagai Proses

Identitas sebaiknya tidak dipandang sebagai sesuatu yang hilang atau rusak ketika berubah, melainkan sebagai proses penyusunan ulang yang terus berlangsung. Untuk itu, kita bisa menggunakan kerangka reflektif berikut:

1. Identitas Awal

Kenali bagian utama dari “kapal diri” Anda: nilai, pengalaman penting, relasi, dan tujuan hidup.

2. Perubahan Bertahap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun