Mohon tunggu...
Andri Sipil
Andri Sipil Mohon Tunggu... Insinyur - Power Plant Engineer

a Civil Engineer

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Artikel Utama

[Dongeng] Kepompong Emas

30 Agustus 2016   05:17 Diperbarui: 30 Agustus 2016   15:21 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.co.id/search?q=peri+kupu-kupu&espv=2&biw=1242&bih=606&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi64eWv_-fOAhXLRI8KHaacCPYQ_AUIBigB#imgrc=X52L-D8eo4NJ-M%3A

***

Hingga satu bulan sebelum hari perayaan. Sang saudagar datang ke istana membawa seluruh sutra terbaiknya. Kemudian menghadapkannya kepada Kaisar dan Permaisuri. Alangkah terkejutnya mereka yang melihat. Begitu takjub akan keindahan kain-kain tersebut. Bahkan kemegahan istana dengan kilauan jamrud dan permata sekalipun, redup oleh kecantikannya. Kain itu nyatanya bukan hanya indah, tapi juga memancarkan cahaya aurora yang menghipnotis setiap mata yang memandang. Tidak laki-laki tidak juga perempuan.  

Suara decak kagum terdengar di sana-sini. Para selir tak mampu menahan hasrat mereka untuk segera mengenakannya. Para pejabat juga tak henti-hentinya berhitung, mengira-ngira harganya yang selangit. Namun sayang sekali, sebelum mereka bisa menyentuhnya, Permaisuri yang harus memilih lebih dulu; sutra terbaik dari yang paling baik.

Namun alangkah kagetnya para hadirin yang berada di ruang istana, terutama sang saudagar yang sedang berbahagia itu. Saat mereka melihat Permaisuri berdiri dan berkata:

“Apakah kau yakin sutra-sutra ini yang terbaik dari yang kau miliki?!”

“Benar baginda, sutra-sutra ini merupakan yang paling baik,” sahutnya penuh ampun

“Beraninya kau berbohong padaku!”

“Mohon ampun baginda...! Hamba tidak berbohong...!

Tubuh saudagar itu telah sepenuhnya bersujud. Ia tiba-tiba ketakutan setengah mati. Seisi ruangan pun mendadak hening. Para selir, pejabat serta petugas istana lainnya turut menunduk, takut menghadapi kemarahan sang Permaisuri.     

Kemudian Permaisuri minta dipanggilkan seseorang untuk menghadap. Tak berapa lama sesosok laki-laki melangkah dengan tubuh setengah membungkuk penuh hormat. Laki-laki itu tak lain adalah salah seorang dari saudagar yang merupakan sahabatnya sendiri.

“Apakah benar semua yang dikatakannya?! Bahwa sutra-sutra ini adalah yang terbaik?!” tanya Permaisuri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun